Penakhatulistiwa.com, SIDOARJO – Kunjungan Calon Wakil Presiden KH Maruf Amin di Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo di sambut ribuan santri asuhan KH Agoes Ali Masyhuri dan sejumlah tokoh Jatim Di antaranya Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jatim untuk Jokowi-KH Maruf, Machfud Arifin, serta Ketua Umum Kadin Jatim La Nyalla Mahmud Mattalitti, Sabtu (29/9).
Dalam sambutannya, KH Maruf menyatakan, akan memperjuangkan pembangunan ekonomi bangsa yang disebutnya sebagai “Arus Baru Ekonomi Indonesia”. Skema itu bakal memperkuat kerja Presiden Joko Widodo selama ini untuk membawa ekonomi Indonesia semakin maju.
“Kita ingin membangun skema ekonomi baru yang lebih adil dan mensejahterakan. Dalam konsep lama, ada teori trickle down effect yang mengasumsikan pertumbuhan ekonomi menetes ke bawah. Tapi kemudian tidak menetes. Sekarang kita balik dari bawah ke atas dengan umat sebagai fokus utama pembangunan kesejahteraan bangsa,” ujar KH Maruf.
“Kita ingin mengurangi kesenjangan. Indeks ketimpangan atau rasio gini harus diturunkan. Tentu kita juga tekan disparitas spasial antara pusat dan daerah dan antardaerah. Kita ingin ekonomi kian merata, itu sudah dijalankan Pak Jokowi selama ini dan kita perkuat lagi ke depan,” imbuhnya.
Sementara itu, KH Agoes Ali Masyhuri, yang akrab disapa Gus Ali mengatakan, dia sengaja mengajak beberapa tokoh untuk menyambut KH Maruf dengan harapan bisa saling menguatkan dan memberi masukan.
“Seperti saya sengaja mengajak Mas La Nyalla ini untuk mendampingi menyambut Kiai Maruf. Mas Nyalla sebagai ketua Kadin bisa memberikan masukan terkait perekonomian di Jawa Timur agar bisa makin maju ke depan,” ujar Gus Ali.
La Nyalla sendiri bersyukur bisa ikut menyambut KH Maruf. “Beliau seorang ulama besar, tentu kita patut menghormati,” ujar calon anggota DPD RI dari daerah pemilihan Jatim tersebut.
La Nyalla juga menyampaikan, sejumlah fokus dalam pengembangan ekonomi Jatim ke depan yang perlu dilakukan oleh capres maupun cawapres terpilih nantinya.
“Di antaranya adalah soal pertanian. Ini sangat penting karena di satu sisi Jatim ini lumbung pangan, tapi di sisi lain konversi lahan luar biasa. SDM muda kita malu bekerja di sektor pertanian. Kita harus bersama-sama mengangkat pertanian sebagai sektor yang bisa menyejahterakan pelakunya sehingga tidak makin ditinggalkan,” tandas La Nyalla. (Red)