Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Pilpres 2019, Publik Muak dengan Saling Nyinyir Antar Kubu Paslon

Penakhatulistiwa.com, Surabaya – Proses saling nyinyir dan saling sindir antar kubu Paslon pada Pilpres 2019 kali ini terbukti kontra produktif. Alih-alih semakin memupuk suara bagi masing-masing, langkah tersebut justru menjadikan publik muak.

Hal itu diketahui dari hasil riset yang dirilis oleh Surabaya Survey Center (SSC), Rabu (9/1/2019) lalu. Direktur SSC Mochtar W. Oetomo memaparkan jika 33.6 persen dari 100 persen responden mengaku muak dengan saling nyinyir serta serang dan perang ujaran kebencian antara dua kubub Paslon di Pilpres 2019.

Related Posts
1 of 482

“Hanya 11.4 persen yang mengaku bahwa hal itu menarik. Sementara 17.2 persen menganggap hal itu wajar dan 26.8 persen merasa bosan dengan apa yang terjadi itu. 11 persen sisanya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab,” papar Mochtar di salah satu Hotel Surabaya.

Menurut Mochtar, melalui hasil riset yang dihasilkan kali ini seharusnya bisa ditarik pelajaran bagi masing-masing kubu. Pola saling nyinyir sudah jelas tak efektif. Publik perlu narasi membangun.

“Butuh gagasan visi dan misi dari masing-masing Paslon yang dipaparkan secara gamblang untuk bisa dimengerti dan menjadi alasan untuk memilih,” tegasnya.

“Jika hanya dari saling nyinyir serta serang dan perang ujaran kebencian, publik tidak akan mendapatkan apa-apa. Hanya seakan menonton drama saja. Perlu lebih dari itu. Terlebih ini pesta demokrasi untuk mencari pemimpin bangsa,” pungkas Mochtar. (21k)

READ  Konsep Ekonomi KMA Dipuji Mantan Menteri BUMN

Leave A Reply

Your email address will not be published.