JAKARTA – Pemberdayaan ekonomi kerakyatan digulirkan oleh Santi Mileniel Center (SIMAC). Barisan pendukung Cawapres 01 KH Ma’ruf Amin tersebut melakukan pelatihan barista, Rabu (20/2). Motornya didorong melalui Kopi Abah. Harapannya, muncul wirausaha baru khususnya dari kalangan milenial.
Konsep ekonomi kerakyatan Cawapres 01 KH Ma’ruf Amin bukanlah isapan jempol. Konsep Arus Baru Ekonomi Indonesia ini diterapkan SIMAC melalui Kopi Abah. Mereka pun menggelar program Sekolah Barista Santri Indonesia (SBSI). Lokasinya ada di Kantor Master C19 Portal KMA, Jalan Cirebon Nomor 19, Menteng, Jakarta.
“Kami memiliki komitmen untuk mengaplikasikan konsep ekonomi kerakyatan. Pelatihan barista seperti ini tepat sasaran. Sebab, kopi ini sudah akrab dengan kehidupan sehari-hari para santri dan masyarakat umum,” ungkap Presiden Direktur SIMAC Gus Rohman, Rabu (20/2).
Program SBSI versi SIMAC menjadi angin segar. Konsep ini bentuk konkrit pengembangan ekonomi kerakyatan. Sebab, umat dilibatkan secara aktif. Menjadi media terbaik para santri khususnya milenials bereksperimen. Mereka mengasah skill mengolah kopi sekaligus menajamkan naluri berbisnisnya. Ujungnya tentu produktivitas. Selain inkam, terbuka juga sebagai penyedia lapangan kerja.
“Kopi Abah ini diharapkan sebagai kail. Menjadi perantara para santri dan kaum muda terjun ke dunia wirausaha. Lini bisnisnya tentu saja kopi. Dari situ, akan muncul banyak impact positif. Entah itu bagi individu bersangkutan maupun lingkungannya. Apalagi, barista ini menjanjikan,” terang Gus Rohman.
Secara histori, dunia memang mengakui kualitas kopi Indonesia. Bumi nusantara ini adalah penghasil kopi terbaik, baik varian robusta maupun arabika. Varian tersebut tersebar dari Sabang hingga Merauke dengan karakter masing-masing. Sebut saja Kopi Gayo, Jawa, Kintamani, Flores, Toraja, hingga Wamena. Ada juga Kopi Luwak, Lanang, dan Sidikalang.
“Kami memiliki harapan besar kepada para milenial ini. Mereka punya potensi besar dengan kreativitas yang dimilikinya. Kami optimistis, dengan pelatihan barista, nantinya akan muncul banyak wirausaha baru. Hal ini tentu bagus bagi perekonomian umat,” tegas Dewa Pembina SIMAC Ahmad Syauqi yang juga Putra Cawapres 01 KH Ma’ruf Amin.
Gus Oqi-sapaan Ahmad Syauqi-menambahkan, SBSI memberi kesempatan para peserta membuka ruang dan sudut pandang wirausaha. Sebab, SBSI menjadi forum diskusi dan bertukar gagasan. Bukan hanya itu, SBSI juga menjadi motor pendorong para santri dan milenial memulai usahanya. “SIMAC memberi banyak fasilitas. Semuanya diajarkan. Yang terpenting mereka maju dalam berwirausaha,” ujarnya lagi.
Menguatkan konsep ekonomi kerakyatan, SIMAC juga punya program jangka panjang. Ikut mendorong terciptanya gerakan sejuta usahawan dengan santri sebagai pilarnya. Formulasi ini diberi label ‘Santri Bagus Rupawan Pinter Ngaji dan Usahawan’. “Kami memiliki visi-misi jangka panjang yang jelas. Nanti pasti akan tercipta banyak wirausahawan baru. Ada banyak lini yang bisa dikembangkan,” kata Gus Oqi.
Para pendukung Cawapres 01 KH Ma’ruf Amin sejak awal memang konsisten menyuarakan ekonomi kerakyatan. Kopi Abah ini ditunjuk sebagai motornya melalui beragam pelatihan yang digelar setiap hari Minggu. Zonasi pelatihannya meliputi Jakarta, Banten, Boogor, Cirebon, dan Bandung. Selanjutnya ada juga Kota Kuningan, Banjar, dan Garut.
“Semua program pelatihan diberikan secara gratis dan terbuka bagi umum. Sebab, setiap individu itu punya peluang sama untuk maju dan mendapatkan kesejahteraannya. Sekarang yang terpenting mau berusaha dan melakukannya,” tutup Gus Oqi yang juga Ketua Dewan Pembina Master C19 Portal KMA. (Red)