Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Terdakwa Pembunuh Bayinya Sendiri Berbelit saat Sidang

Penakhatulistiwa.com – Sidang lanjutan perkara pembunuhan bayi yang merupakan anak kandung dengan terdakwa Maria Leda Tondu asal Sumba Barat, kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Senin (25/02).

Dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Dede Suryaman, dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Samsu J Efendi Banu dari Kejari Surabaya menghadirkan saksi penangkap dari pihak kepolisian guna dimintai keterangan dalam persidangan.

Related Posts
1 of 473

Dihadapan Majelis Hakim, saksi yang telah disumpah memberikan keterangan terkait kejadian perkara penemuan sesosok mayat bayi perempuan yang ditemukan di tempat pembuangan sampah.

Namun dalam sidang tersebut terlihat terdakwa berbelit belit saat menjawab pertanyaan JPU maupun saat ditanya oleh tim kuasa hukumnya. Terdakwa tidak mengakui jika dituduh membunuh bayinya.

“Saya tidak membunuh anak saya pak Hakim, bayi tersebut sudah meninggal saat saya lahirkan,” ungkap terdakwa.

Ketika ditanya Hakim bahwa terdakwa sewaktu melahirkan usia kehamilannya sudah berapa bulan, dijawab oleh terdakwa jika usia kehamilannya saat itu adalah (7) tujuh bulan.

“Ketika saya melahirkan saat itu usia kehamilan saya tujuh bulan pak Hakim,” jawab terdakwa.

Dalam persidangan ini terdakwa didampingi tim kuasa hukumnya Arip Budi Prasetijo dan Drs.Victor A Sinaga dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Taruna Surabaya.

Diketahui sebelumnya, bahwa Maria Leda Tondu bekerja dirumah Jou A Moy sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Komplek Perumahan Kejawan Putih untuk menyembunyikan kehamilannya yang telah dilakukannya dengan kekasihnya semasa di Sumba Barat.

Dan terdakwa merahasiakan kehamilannya kepada majikannya yakni Joe, akan tetapi seorang petugas kebersihan yang bertugas kebersihan di komplek perumahan tersebut mengetahui jika terdakwa sedang hamil karena terlihat dari perutnya yang membuncit.

Sewaktu terdakwa merasakan kontraksi pada kandungannya, maka terdakwa segera pergi masuk ke kamar mandi untuk melakukan proses kelahiran sendiri, begitu sang bayi lahir terdakwa langsung membungkam mulut serta hidung sang bayi selama kurang lebih 10 menit.

Setelah terdakwa yakin jika bayi tersebut sudah meninggal, kemudian terdakwa mengambil tas kresek yang sudah disediakan sebelumnya, lantas oleh terdakwa mayat tersebut disembunyikan agar tidak diketahui majikannya. Atas perbuatan terdakwa tersebut, JPU menjeratnya sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 341 KUHP. Red

READ  Dzikir Rasulullah di Waktu Sahur

Leave A Reply

Your email address will not be published.