Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Asrama Tahfidz Qur'an Berdiri di Bekas Kandang Kambing

Penakhatulistiwa.com – Mendengar kata “kandang kambing” mungkin kebanyakan orang hanya berpikir tentang tempat tinggal kambing.
Tapi bagi santri di pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatullah Ibnu Sina, Kabupaten Malang, di kaki Gunung Kawi, kandang kambing dirubah menjadi sebuah kamar untuk para santri.
Sedih, kamar yang hanya berukuran 3×1 meter harus ditempati tiga bahkan empat orang santri. Sedangkan para santri perempuan harus bermalam di masjid pesantren.
Pesantren yang sangat jauh dari pusat kota dengan jarak 100 kilometer membuat para santri harus pasrah dengan keadaan demi berjuang mewujudkan impian menjadi seorang penghafal Al-Qur’an.
Mereka juga harus rela jauh dari orangtua karena berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut Ustadz Agus Imam Bukhori sebagai pengasuh pesantren, beberapa santri telah lulus menjadi penghafal Al-Qur’an hanya dalam waktu 6 bulan saja.
“Kandang kambing menjadi saksi bisu perjuangan mereka menghafal ayat demi ayat Al-Quran. Posisi pesantren berada di kaki gunung yang terkenal mistis dengan banyaknya aktivitas pesugihan, tidak membuat mereka takut untuk mengejar impian,” ujar Ustadz Agus, Minggu (12/5).
“Tidak mudah untuk mengelola pesantren di kawasan masyarakat seperti itu,” tambahnya.
Awalnya, pesantren dicurigai aliran garis keras oleh masyarakat dan sempat dilarang keberadaannya. Pengurus pesantren perlahan melakukan pendekatan dan akhirnya masyarakat mulai terbuka. “Sekarang bahkan ada beberapa yang memutuskan menjadi mualaf,” terangnya.
Ustadz Agus berharap para santri dapat berjuang menjadi penghafal Al-Qur’an tanpa perlu tidur sempit-sempitan di bekas kandang kambing dan harus kedinginan tidur di Masjid. Ia juga ingin pesantren dapat menjadi acuan orangtua dan anak agar dapat belajar disini.
Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatullah Ibnu Sina dapat menjadi cahaya harapan yang dapat menerangi kegelapan. “Pengurus sudah memberikan yang terbaik untuk mempertahankan pesantren meskipun sangat sulit mengumpulkan dana karena tidak memiliki pekerjaan,” pungkasnya. Red

Related Posts
1 of 544

Leave A Reply

Your email address will not be published.