Penakhatulistiwa.com – Tanggal 7 Ramadhan tahun 361 Hijriyah menjadi hari bersejarah bagi umat Islam pada umumnya, dan bangsa Mesir khususnya, setelah Dinasti Fatimiyah yang saat itu berkuasa di Kairo meresmikan Masjid Al Azhar sebagai madrasah penuntut ilmu.
Tidak hanya sampai disana, tepat setahun setelahnya di tanggal yang sama Khalifah Al Muizz Lidinillah memasuki kota Kairo dan menetapkan kota tersebut sebagai ibukota Dinasti Fatimiyah yang sebelumnya berada di Maroko.
Al Muizz Lidinillah sendiri lahir tahun 319 Hijriyah. Ditahun 341 Hijriyah Al Muizz Lidinillah diangkat menjadi khilafah Dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah hingga tahun 365 Hijriyah.
Di masa 24 tahun kepemimpinan Khilafah Al Muizz Lidinillah, Dinasti Fatimiyah mencapai puncak kejayaannya baik dibidang keilmuan ataupun ekonomi, setelah berhasil merebut Mesir dari tangan Daulah Abbasiyyah.
Setelah dinasti Fatimiyah ditumbangkan oleh Shalahuddin al-Ayyubi pada 576 Hijriyah atau 1171 Masehi, kegiatan belajar mengajar di Al-Azhar sempat dihentikan. Kala itu, Shalahuddin juga berinisiatif untuk memutus penyebaran Syiah di Mesir yang telah berkembang sekian lama.
Pada 665 Hijriyah, tepatnya pada masa dinasti Mamalik (Mamluk), Al-Azhar kembali difungsikan sebagai lembaga pendidikan. Ketika itu, aliran keislaman yang dipelajari Al-Azhar telah diubah menjadi aliran Sunni.
Kemudian, dalam perjalanannya, Al-Azhar tidak hanya fokus dalam pengajaran ilmu-ilmu keislaman, tapi juga merambah ilmu pengetahuan umum, seperti ekonomi, psikologi, kedokteran, matematika, teknik, dan lainnya.