Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Situs Goa Karang Boma 2

Kemdikbud

Penakhatulistiwa.com – Gua Karang Boma 2 lokasinya berdekatan dengan Gua Karang Boma 1 namun lokasinya lebih tinggi 15 meter. Letak astronomis gua ini tepatnya 50 L 0289900, 9023377 UTM dengan ketinggian 118 mdpl. Kedalaman gua dari mulut gua kurang lebih 1,5 meter. Tinggi langit-langit mulut gua sekitar 2,40 meter dan semakin ke dalam semakin rendah. Lantainya sudah tidak asli lagi dan sudah dikeramik. Pemasangan patung Boma pada Gua ini ukurannya lebih kecil dari patung Boma di Gua Karang Boma 1.

Related Posts
1 of 483

Berdasarkan sejarahnya, bahwa Goa ini merupakan peninggalan peradaban prasejarah yaitu masa mesolithik., khususnya pada masa kehidupan berburu makanan yang diperkirakan berumur kurang lebih 2500 sebelum masehi. Goa ini terletak di Pegunungan gamping di semenanjung Benoa dan merupakan goa yang paling besar yang ada di Desa Pecatu.

Sampai suatu ketika datanglah mahakawi-wiku suci Danghyang Nirartha. Dalam perjalanan dari Tanjung Benoa serta pantai Geger, sang resi suci itu kemudian melihat sebongkah batu bersinar menyerupai api. Batu itupun didekati dan diberi nama Karang Geni. Dari nama Karang Geni ini kemudian berubah menjadi Karang Boma. Geni merupakan kekuatan dari Boma (sejenis raksasa).

Di tempat ini, purohita (pendeta) Kerajaan Gelgel itu kemudian beryoga hingga memperoleh anugerah pasupati dari Batara Siwa. Anugerah ini kemudian diberikan kepada Ida Ratu Manik Maketel dan Ida Ratu Manik Mataum. Karena tempat ini memiliki arti penting kemudian dibangunlah parahyangan dengan nama Pura Karang Boma. Yang unik di pura ini, pujawali di Pura Karang Boma tidak diikuti dengan nyejer. Pujawali mesti dilaksanakan sehari saja, mulai pukul 13.00 hingga sekitar pukul 03.00. Setelah itu Ida Batara langsung masineb. Kecuali bila ada karya (upacara) tertentu.

Kepercayaan-kepercayaan yang hidup di dalam masyarakat pengemong dan penyiwi bahwa Pura Karang Boma banyak dimanfaatkan untuk melakukan permohonan seperti: memohon penyucian diri (samadi) dan kawisesan, memohon anak (nunas sentana), memohon obat bagi yang sakit serta memohon keselamatan (penglukatan), wawancara dengan Jero Mangku Wayan Sutika di Banjar Karang Boma Pecatu.

READ  Kukri Gurkha yang Dilawan Pejuang Indonesia

Leave A Reply

Your email address will not be published.