Penakhatulistiwa.com – Beragam aneka makanan bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) ditampilkan dalam perlombaan cipta menu di Halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (25/9/2019) siang.
Dalam perlombaan tersebut diikuti oleh 40 Kader PKK tingkat Kecamatan beserta 16 Kelompok Wanita Tani (KWT) yang mewakili Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan terdapat 56 stand makanan yang telah di display.Untuk itu, kategori juara dalam perlombaan tersebut adalah apabila resep harus sesuai aturan 2 B2SA (beragam bergizi seimbang dan aman).
Pengganti nasi seperti: nasi jali, ketan, nasi singkong, nasi jagung, sagu.Kendati demikian, Kecamatan Panguragan keluar sebagai juara pertama, disusul juara kedua Kecamatan Palimanan dan juara ketiga didapatkan Kecamatan Pangenan.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Cirebon, Muhidin mengatakan dengan adanya perlombaan tersebut ia mengharapkan kreatifitas, kreasi kelompok KWT maupaun PKK tingkat Kecamatan.
“Saya mengapresiasi makanan lokal yang ada diwilayahnya masing-masing,” kata Muhidin usai perlombaan cipta menu.
Tak hanya itu, Muhidin menyebut, bahwa tim penilaian lomba B2SA dapat dipertanggung jawabkan baik di dunia maupun akhirat. “Untuk Kecamatan Panguragan juara satu, tanya kepada tim penilainya, bukan saya penilainya. Ada Ibu Kusdyono yang mempertanggung jawabkan dunia akhirat,” ujar Muhidin.
Muhidin berharap dengan adanya perlombaan ini kedepanya masyarakat khususnya para Kader PKK dan KWT bisa meningkatkan produktifitas panganan lokal. “Artinya, bisa diapresiasikan. Kedepan bisa membantu ekonomi keluarganya,” jelasnya.
Ia berpesan bagi penerima juara lomba tersebut agar ditingkat Provinsi meraih prestasi membanggakan. “Karena yang mendapat juara ini akan lebih besar lomba tingkat Provinsi Jawa Barat. Justru sebaliknya, yang tidak mendapat juara mudah-mudahan tahun depan bisa,” pungkas Muhidin.
Ditempat yang sama, Ketua tim juri lomba makanan B2SA, Hana Kusdyono menjelaskan kriteria penilaian dalam perlombaan tersebut adalah berpacu pada produk makanan. “Sebenarnya juknisnya sama di Provinsi dan pusat, jadi sudah ada aturan yang dalam menu itu sudah ada aturan dan syarat,” ujar Kusdyono kepada sejumlah awak media.
Dia menambahkan, makanan yang dipertunjukan dalam perlombaan tersebut harus memenuhi gizi dan karbohidrat sebanyak 2 porsi, protein hewani 1 porsi, protein nabati 1 porsi, sayuran 1 porsi dan buah-buahan 1 porsi.
“Termasuk ada gula, garam, dan minyak didalamnya. Itu juga ada aturan tersendiri,” terangnya.
“Jadi masing-masing dari peserta ini hendak memasak apa, hendak membuat apa tetapi diatur sesuai aturan itu,” tambah Kusdyono.
Menurutnya, mereka sudah dibagikan buku panduan juklaknya dan buku bahan pengganti bahan. “Untuk pengganti bahan pun sudah ada, jadi juara ini kebetulan dari resepnya pun mereka sudah menyusunya itu berdasarkan aturan itu,” kata Kusdyono.
Bahkan, Kusdyono menjelaskan, kariteria-kriteria dalam penilaian lomba tersebut adalah resep makanan, citra rasa harus enak. “Karena itu untuk memproyeksikan agar Ibu-ibu PKK ini bisa punya usaha catering dan bisa menjual produk last bok mereka,” tuturnya.
Ia menambahkan, kriteria ketiga harus memenuhi B2SH dari keberagaman bahan pangan. “Adalagi juri yang menilai dari ahli gizi, penilaian citra rasa dari chef dan adalah laku bisa dijual dengan harga jual 30 ribu,” tukasnya.
Hal ini, mereka harus memiliki harga jual yang tidak melebih rata-rata. “Tetapi harga jual dibawah boleh, asalkan mereka masih mendapatkan pendapatan dan penghasilan,” tandasnya. Mu