Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Jangan Bawa-Bawa Pesantren, Jumenengan Sultan Serahkan kepada Ahlinya

Penakhatulistiwa.com – Polemik Keraton Kasepuhun saat ini banyak menyita perhatian, bukan hanya keluarga atau masyarakat di lingkungan keraton, tetapi juga kalangan pesantren.

 

Mereka ikut terseret di lingkaran konflik jumenengan putra mahkota pengganti almarhum PRA Sultan Arief Natadiningrat.

 

Related Posts
1 of 159

Tokoh Pesantren Benda Kerep, KH Muhammad Miftah, meminta pihak manapun agar tidak membawa-bawa nama pesantren ke dalam konflik.

 

“Keraton tidak usah melibatkan pesantren dan pesantren pun tidak usah melibatkan diri dalam urusan keraton,” tegas Kang Miftah, saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.

 

Terkait jumenengan Sultan Sepuh XV, ulama kharismatik Cirebon itu menyerahkan sepenuhnya kepada internal keraton. Menurutnya, jika pesantren atau ulama ikut dalam urusan keraton, hal itu tidak sejalan dengan para sesepuh ulama pada zaman dulu.

 

Ketika itu, para ulama lebih memilih keluar dari keraton. Ulama turun langsung ke masyarakat untuk berdakwah memberikan ilmu pengetahuan agama dan lain sebagainya.

 

Kang Miftah juga mengingatkan agar tetap waspada, jangan sampai dimanfaatkan dalam situasi seperti ini, yang kemudian menjadi konflik atau perang saudara. Dibenturkan satunya sama lain.

 

“Masalah penobatan serahkan kepada ahlinya. Kalau ulama ikut-ikutan, ya dari zaman dulu nggak memilih keluar dari naungan keraton,” ucapnya.

 

Kiai berkacamata itu berpesan agar pesantren kembali ke rel sebagaimana mestinya, yakni mendidik para santri dan mengayomi umat. Pekerjaan rumah santri sangat besar, yakni menjaga tanah air, bangsa dan agama.

 

“Mendingan fokus sama santri, sama umat, sama-sama berdoa, ngaji bareng dan ngopi bareng,” pungkasnya. (Riky Sonia)

READ  Kehancuran Situs Cagar Budaya Menanti

Leave A Reply

Your email address will not be published.