Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Sejarah Peteng Yang Mencerahkan

PenakhatulisitwaSecara kebahasaan, peteng berasal dari Bahasa Jawa yang artinya gelap. Kata itu juga biasa digunakan untuk arti kegelapan, suatu kondisi dimana cahaya sama sekali tidak ada disana. Peteng berlawanan dengan padang, yang bermakna terang.

Dalam konteks Cirebon, kata peteng seringkali disandingkan dengan kata sejarah di depannya, sehingga kemudian muncul kata “sejarah peteng” yang berarti sejarah gelap. Sejarah peteng di Cirebon merujuk pada peristiwa masa lalu yang misterius, yang masih belum diketahui dengan jelas.

Related Posts
1 of 47

Di antara banyaknya periode peristiwa masa lalu Cirebon yang berlabelkan sejarah peteng, yang paling masyhur adalah periode sejarah ketika Cirebon berada dalam belenggu kolonialisme. Banyak yang beranggapan bahwa kekuasaan asing itu turut mengeruhkan sejarah Cirebon dan bahkan menghapuskan narasi yang aslinya.

Anggapan itu, tentu saja membuat sejarah peteng menjadi kajian yang menarik, tidak hanya saja bagi para kelompok bangsawan, namun juga bagi masyarakat biasa yang memiliki rasa penasaran terhadap rumitnya garis kehidupan yang ada di balik benteng kekuasaan.

Syukurnya, di tengah memuncaknya rasa penasaran yang bercampur kebingungan, muncul sebuah karya tulis yang didasarkan atas kajian manuskrip yang berisi uraian mengenai hal tadi; sejarah penuh kegelapan.

Sejarah Peteng, judul yang disematkan pada hasil kajian Ki Mukhtar dan Ki Tarka atas naskah kuno tulisan Ki Mas Ragil tersebut, didasarkan atas isi bab 4 naskah yang membahas sesuatu yang “peteng,” sesuatu yang mendapat pengertian menarik dari sang penulis naskah.

Buku ini memang tidak secara spesifik mengulas periode kolonialisme di Cirebon, namun buku ini tetap berharga karena turut menyumbangkan banyak informasi yang terang akan sesuatu yang masih gelap dalam sejarah Cirebon. Dengan demikian, Sejarah Peteng ini turut pula memberi pencerahan siapapun yang hendak mengkaji sejarah Cirebon.

Yang jelas, Sejarah Peteng ini Mencerahkan. ( Prof. Tendy )
READ  300 Tahun Purwaka Caruban Nagari

Leave A Reply

Your email address will not be published.