Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Desa Sarwadadi, Desa Tua bekas Kerajaan Indraprahasta

Penakhatulistiwa – Mandala Indraprahasta adalah tempat suci Sunda atau sering juga disebut kabuyutan yang berada di Cirebon Girang di lereng gunung Ciremai atau Gunung Indrakila. Selanjutnya kemandalaan Indraprahasta ini berkembang menjadi kerajaan. Nama Mandala atau kerajaan Indraprahasta ini mirip dengan nama kerajaan yang berada di India. Mandala ini termasuk dalam daftar Kabuyutan atau Kemandalaan di Tatar Pasundan.

Mandala adalah istilah yang berkaitan dengan Agama Hindu. Istilah ini muncul dalam Rig Veda sebagai nama bagian-bagian karya, tetapi juga digunakan dalam agama-agama India lainnya, khususnya agama Buddha.

Related Posts
1 of 82

Pendeta Hindu bermadzhab Batara Wisnu  Maharesi Santanu Murti ini, memimpin nagari Indraprahasta dari tahun 285 – 320 saka atau 363 – 398 M dengan gelar Praburesi Indraswara Salakakretabuwana, dan  menikah dengan putri Prabu Darmawirya Dewawarman VIII yang bernama Dewi Indari.

Wilayah Indraprahasta kala itu kini meliputi Desa Sarwadadi Kecamatan Sumber (sebagai pusat pemerintahan), Cimandung di Desa Krandon Kecamatan Talun dan Desa Cirebon Girang.

Wilayah Kecamatan Talun adalah daerah yang dialiri tiga hulu sungai, yaitu Sungai Grampak yang mengalir dari Desa Sarwadadi ke Desa Sampiran. Kemudian Sungai Suba yang mengalir dari Desa Patapan menuju Sampiran, serta Sungai Cirebon Girang yang mengalir dari Desa Cirebon Girang juga menuju ke Sampiran.

Kala itu duplikasi tempat-tempat di India diaplikasikan untuk menamai Gunung Cireme sebagai Indrakila, sungai yang melintasi wilayahnya diberi nama Gangganadi, termasuk memperdalam sungai yang kemudian diberi nama Setu Gangga. Disanalah, Pendeta Syiwa Maharesi Santanu memimpin tradisi upacara mandi suci, reduplikasi itu dilakukan sebagai bentuk  pengabdian mengenang tanah kelahirannya,  kawasan sungai Gangga, Kerajaan  Calankayana, India.

Dalam naskah “Negara Kretabhumi’ sargah I parwa I” disebutkan ‚ sejak tahun 80 saka hingga 230 saka (308 M), banyak kelompok pendatang yang menumpang berbagai perahu dari negeri Bharata dan Bhenggali yang bermukim di Nusantara. Tiba dari daerah Gangga India.

Di antara mereka yang berasal dari negeri Bharata (India) terdapat Resi Waisnawa, mereka mengajarkan agamanya kepada penghulu masyarakat, tempat mereka bermukim, khususnya di Jawa Barat. Sedangkan Resi Syaiwa banyak yang bermukim di Jawa Timur. Di antara penganut agama Hindu bermadzhab Batara Wisnu tersebut adalah Maharesi Sentanu Murti.

Resi Sentanu kemudian menjadikan kawasan Gunung Cangak, juga Cimandung sebagai kawasan suci dan dianggap anak Gunung Himalaya. Gunung Cangak ini merupakan salah satu puncak gunung diantara beberapa puncak lainnya yang berdekatan, seperti Gunung Cimandung dan Gunung Lingga yang juga sarat dengan jejak arkeologis.

Sebutan gunung-gunung tersebut lebih merupakan puncak-puncak bukit yang berada lereng Gunung Ceremai. Sehingga dalam naskah disebutkan bahwa kerajaan Indraprahasta didirikan Resi Sentanu di Gunung Ceremai.  Perahu yang digunakan Resi Sentanu saat mendarat di pesisir terdapat di Gunung Cimandung saat ini dikenal sebagai Batu Perahu.

Maharesi Sentanu dinobatkan sebagai raja dengan gelar Praburesi Indraswara Salakakretabuwana Permaisurinya bernama Indari, putri Dewawarman VIII raja Kerajaan Tarumanagara. Selanjutnya kerajaan kecil ini berada di bawah kerajaan salakanagara berlanjut ke kerajaan tarumanagara. Kedudukan maharesi di Mandala yang kemudian dinobatkan sebagai raja, disebut “Rajamandala” Raja-raja Indraprahasta (perubahan bentuk dari Mandala): 285 – 0645 Caka = 360 tahun candra atau 398 – 747 Masehi = 349 tahun Surya.

– Tahun 285 – 320 Caka (398 – 432 Masehi): 15 tahun. Penobatan di Indraprahasta ke 1 [bawahan Salakanagara]; Nama Maharesi Santanu.; Gelar Prabursi Indraswara Salakakretabuwana; Permesuri Indari, putri Dewawarman VIII.; Anak Jayasatyanagara; Lokasi di lereng gunung Cereme (gunung Indrakila); Penjelasan Tiba dari daerah Gangga India, dan ada pertalian keluarga dengan Dewawarman VIII

– Tahun 0320 – 0343 Caka (0432 – 0454 Masehi): 23 tahun.; Penobatan di Indraprahasta ke 2. [bawahan Tarumanagara]; Nama Jayasatyanagara; Permesuri Ratna Manik, putri Wisnubumi, raja Malabar.; Anak Wiryabanyu

– Tahun 0343 – 0366 Caka (0454 – 0476 M): 23 tahun.; Penobatan di Indraprahasta ke 3; Nama Wiryabanyu; Permesuri Nilem Sari, putri kerajaan Manukrawa; Anak 1. Suklawati, diperistri oleh Wisnuwarman, putra Purnawarman.2. Warna Dewaji; Catatan Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.

– Tahun 0366 – 0393 Caka (0476 – 0503 Masehi): 27 tahun; Penobatan di Indraprahasta ke 4; Nama Warna Dewaji.; Anak Raksahariwangsa. Kala 0393 – 0429 Caka (0503 – 0538 Masehi) : 36 tahun; Penobatan di Indraprahasta ke 5; Nama asal Raksahariwangsa.; Nama nobat Prabu Raksahariwangsa Jayabhuwana; Permesuri putri raja Sanggarung; Anak Dewi Rasmi, bersuami Tirtamanggala, putra kedua raja Agrabinta.

– Tahun 0429 – 0448 Caka (0538 – 0556 Masehi): 19 tahun; Penobatan di Indraprahasta ke 6; Nama Dewi Rasmi; Suami Tirtamanggala, putra kedua raja Agrabinta; Gelar Prabu Tirtamanggala Darmagiriswara; Anak 1.Astadewa 2.Jayagranagara

– Tahun 0448 – 0462 Caka (0556 – 0570 Masehi): 14 tahun; Penobatan di Indraprahasta ke 7; Nama Astadewa; Anak Rajaresi Padmayasa (penerus pamannya); Catatan Jayagranagara adalah adik Astadewa, penerus raja.

– Tahun 0462 – 0468 Caka (0570 – 0575 Masehi): 6 tahun; Penobatan di Indraprahasta ke 8; Nama Jayagranagara; Catatan Ia adalah adik Astadewa, raja Indraprahasta 7

– Tahun 0468 – 0512 Caka (0575 – 0618 Masehi) : 44 tahun; Penobatan di Indraprahasta ke 9; Nama Rajaresi Padmayasa; Anak Andabuwana; Catatan Raja adalah putra Astadewa, raja Indraprahasta ke 7. Ia menggan-tikan kedudukan pamannya.

– Tahun 0512 – 0558 Caka (0618 – 0663 Masehi): 46 tahun; Penobatan di Indraprahasta ke 10; Nama Andabuana; Anak Wisnumurti.

– Tahun 0558 – 0583 Caka (0663 – 0688 Masehi): 25 tahun; Penobatan di Indraprahasta ke 11; Nama Wisnumurti; Anak 1 Dewi Ganggasari, diperistri oleh Linggawarman, yang kelak men-jadi raja Tarumanagara ke 12.2 Tunggulnagara, melanjutkan warisan ayahnya.

– Tahun 0583 – 0629 Caka (0688 – 0732 Masehi) : 46 tahun; Penobatan di Indraprahasta ke 12; Nama Tunggalnagara, ialah adiknya Ganggasari; Anak Padmahariwangsa; Penjelasan Gangasari ialah putri sulung Prabu Indraprahasta ke 11 yang di-peristri oleh Prabu Tarumanagara 12.

– Tahun 0629 – 0641 Caka (0732 – 0744 Masehi): 12 tahun; Penobatan di Indraprahasta ke 13; Nama nobat Resiguru Padmahariwangsa; Anak 1 Citrakirana, yang diperistri oleh Purbasora.2 Wiratara, yang menjadi penerus ayahnya.3 Ganggakirana, yang menjadi Adipati Kusala dari kerajaan Wana-giri, bawahan Indraprahasta.

– Tahun 0641 – 0645 Caka (0743 – 0747 Masehi): 4 tahun; Penobatan di Indraprahasta ke 14; Nama nobat Prabu Wiratara; Anak Raksadewa; Peristiwa Prabu Wiratara yang membantu Purbasora merebut kekuasaan Galuh dari Prabu Sena, lalu kakak Wiratara, yang bernama Citrakirana, diperistri oleh Purbasora.

– Tahun 0645 Caka (0748 Masehi); Peristiwa Sunda menyerbu Indraprahasta; Catatan Setelah Galuh ditaklukkan, Sanjaya menumpas pendukung Purbasora. Terutama kerajaan Indraprahasta, yang turut membantu Purbasora waktu merebut kekuasaan Galuh dari Sena.Indraprahasta yang didirikan sejak jaman Tarumanagara, ahirnya diratakan dengan tanah oleh Sanjaya, seolah tidak pernah ada kerajaan disitu.”Indraprahasta sirna ing bhumi”.

– Tahun 0645 – 0649 Caka (0748 – 0751 Masehi): 4 tahun; Penobatan di Indraprahasta digabungkan dengan Wanagiri; Nama nobat Adipati Kulasa; Anak Raksadewa; Peristiwa Bekas kawasan Indraprahasta digabungkan dengan Wanagiri oleh Adipati Kulasa sebagai negara baru bawahan Galuh. Kulasa menjadi ratunya Kerajaan Indraprahasta menjadi salah satu kerajaan tertua di Nusantara.

Namun  pada abad 8 M,  Indraprahasta yang saat itu dipimpin Prabu Wiratara (719 M-123 M) dilululuhlantakkan Sanjaya yang membalas dendam karena Indraprahasta telah membantu Purbasora menggulingkan tahta ayahnya, Sang Sena penguasa Galuh.

Indraprahasta membantu Purbasora karena adik Prabu Wiratara yang bernama Citrakirana menikah dengan Purbasora (putra Sempakwaja). Setelah Indraprahasta hancur maka tahun 719 M Sanjaya mengangkat menantu Padmahariwangsa, yaitu Adipati Kusala,  Raja Wanagiri (719-727) untuk berkuasa di bekas tanah Indraprahasta.  ‘Sirna ing bumi Indraprahasta’  ditulis dalam Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara III/2 :“Ikang rajya Indraprahasta wus sirna dening Rahyang Sanjaya mapan kasoran yuddha nira. Rajya Indraprahasta kebehan nirakaprajaya sapinasuk kadatwan syuhdrawa pinaka tan hana rajya manih i mandala Carbon Ghirang. Wadyanbala, sang pameget, nanawidhakara janapada, manguri, sang pinadika, meh sakweh ira pejah nirawaceca. Kawalya pirang siki lumayu humot ring wana, giri, iwah, luputa sakeng satrwikang tanhana karunya budhi pinaka satwakura.”

Artinya : Kerajaan Indraprahasta itu telah musnah oleh Rahyang Sanjaya karena kalah perangnya. Seluruh Kerajaan Indraprahasta ditundukan termasuk keratonnya hancur lumat seakan-akan tidak ada lagi kerajaan didaerah Cirebon Girang. Angkatan perang, pembesar kerajaan, seluruh golongan penduduk, penghuni istana, para terkemuka, hampir seluruhnya binasa tanpa sisa. Hanya beberapa orang yang berhasil melarikan diri bersembunyi di hutan, gunung dan sungai yang terluput dari musuh yang tidak mengenal belas kasihan seperti binatang buas.

Bukti primer seperti prasasti yang menegaskan keberadaan kerajaan Indraprahasta memang belum ditemukan, mengingat dari keterangan naskah diatas jejak peradaban Indraprahasta seperti bangunan keratonnya dihancurkan, seakan-akan tidak ada lagi kerajaan didaerah Cirebon Girang.

Sumber sekunder yang menjadi rujukan mengenai kerajaan tersebut diantaranya didapat dari Naskah Wangsakerta. Namun tak bisa diabaikan bahwa sumber-sumber lain seperti toponimi, sungai, desa dan adat tradisi di kawasan bekas kekuasaan Indraprahasta masih bisa ditemui.  Seperti nama Cimandung dan Gunung Cangak yang sejak awal sudah dikenal semasa Maharesi Sentanu.

Terlepas dari polemik dimana letah pasti dari pusat pemerintahan Kerajaan Indraprahasta berada, kawasan Cirebon Girang ini kaya dengan sejarah-sejarah masa lalu.

READ  Cinta HATTA Untuk INDONESIA Begitu Megah
1 Comment
  1. Mohamad Alhusaeni says

    Untuk lebih lengkapnya ttg kerajaan indraprahasta..makam kuburan raja Santanu ,dll,,dan letak pusat kerajaan,petilasan,kemandalaan..hubungan terkait dgn Bekas2 kerajaan Indraprahasta abad 4 m.monggo bisa hub.nomor WA.085295997540.
    A/n.gus muhammad,Alhusaeni,S.Pd.I.peneliti sejarah Cirebon kuno,asli Cirebon.ok

Leave A Reply

Your email address will not be published.