Pada saat kekuasaan Mataram runtuh akibat hancurnya pusat kerajaan oleh serbuan Pangeran Trunajaya dengan para sekutu Jawa serta Makassarnya, daerah-daerah yang semula dikuasai Susuhunan menjadi kacau balau dan sangat rawan. Terlebih daerah yang jauh dari pusat kekuasaan atau kawasan yang dikenal sebagai wilayah mancanegara, bisa dipastikan daerah itu tidaklah aman.
Terkait daerah-daerah itu, tidak ada jaminan keamanan sama sekali dari penguasa Kartasura, mengingat Amangkurat II yang baru dilantik menggantikan mendiang Amangkurat I pun lebih sibuk mengurusi urusan tahtanya sendiri ketimbang hal-hal lain, termasuk ketertiban wilayah kekuasaannya yang sangat luas itu. Kawasan terjauh Mataram menjadi sarang-sarang penyamun.
Salah satu pengacau yang cukup terkenal adalah Namrud, seorang pria asal Makassar yang dalam perang melawan Kompeni disana merupakan salah atu komandan pasukan yang heroik. Saat Makassar kalah, ia menyingkir bersama banyak orang Makassar lain yang tidak ingin bekerja sama dengan VOC dan memilih untuk mengasingkan diri ke Jawa guna memperkuat kekuatannya.
Sebetulnya, kekacauan yang disebabkannya itu adalah suatu bentuk perlawanan terhadap tirani Amangkurat dan Kompeni yang menurut Namrud telah saling menerima untuk berjodoh dalam bersekutu. Dalam perspektif ini, ia dapat disebut sebagai salah satu pejuang bumiputera yang melakukan perlawanan terhadap penetrasi dan hegemoni asing. Walau dalam beberapa kasus, merugikan banyak orang.
Meskipun antara April dan Agustus 1679 Namrud banyak memenangkan daerah di sekitar Jawa Tengah, namun kekuasaannya tidak dapat bertahan lama. Pada sekitar tahun 1683, ekspedisi Komandan Couper berhasil meruntuhkan kedigdayaan pasukan Namrud yang bergerilya di kawasan pedalaman barat dan selatan Jawa Tengah. Namrud pun dihukum VOC di Kartasura.
Hiruk-pikuk kerusuhan, tidak hanya dilakukan Namrud di wilayah Bagelen, Banyumas, semata, beberapa kasus memperlihatkan kelompoknya itu turut pula bergerilya ke wilayah Cirebon dan Priangan. Pada Catatan Kastil Batavia tanggal 6 Juni 1681, diketahui bahwa gerombolan Namrud sempat menyerang kedudukan Pangeran Gebang. (@kang_tendi)