Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Tausiah Gus Eeng di Peringatan Nuzulul Qur’an Masjid Al Karomah: Hidupkan Hati, Jangan Mudah Dengki

PASURUAN – Takmir Masjid Al Karomah, Dusun Ngering, Desa Legok, Kecamata Gempol, Kabupaten Pasuruan, menggelar pengajian umum memperingati turunnya Al Qur’an atau Nuzulul Qur’an, Sabtu malam, 8 April 2023 Masehi atau 17 Ramadan 1444 Hijriah.

Pengajian ini digelar atas kerjasama Takmir Masjid Al Karomah bersama pengurus Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) dan Madrasah Diniyah (Madin) Al Karomah serta Remaja Masjid (Remas) Al Karomah Dusun Ngering.
Dalam pengajian tersebut, panitia menghadirkan penceramah KH Rofi’i Mahfudz (Gus Eeng) dan qari nasional ustadz Muhammad Firman Achsani.

Related Posts
1 of 3

Dalam ceramahnya, Gus Eeng mengingatkan pentingnya pendidikan agama Islam termasuk pendidikan bacaan Al Qur’an di TPQ dan Madin. “Ini investasi akhirat bapak ibu,” kata mubaligh yang kini tinggal di Sidoarjo ini.

Mubaligh yang pernah mondok di Ponpes Darussalam, Blokagung, Banyuwangi ini juga mengingatkan agar kita tidak hanya memikirkan kebutuhan dunia. “Coba kalau kita kredit motor DP 5 juta, tiap bulan bayar 500 ribu ya bisa bayar, bahkan sampai utang, kenapa kalau ada iuran untuk TPQ kita mengeluh?,” katanya.

Dai kocak yang kental dengan filosofi Jawa ini juga mengatakan bahwa investasi dunia berbeda dengan investasi akhirat.

“Sampean kredit sepeda limang tahun, sepedae tambah apik opo tambah remek? Anak sampean ngaji limang tahun tambah pinter opo tambah goblok? (Anda kredit sepeda motor lima tahun sepedanya tambah bagus atau tambah semakin rusak? Anak anda mengaji lima tahun tambah pintar atau tambah goblok?,” kata mubaligh kelahiran Jember, 29 September 1981 ini.

Selain itu, alumnus Uinversitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini juga mengingatkan agar kita selalu menjaga hati agar tetap sabar, tidak mudah iri, dan teguh pada pendirian sesuai syariat Islam. “Dadio segoro, ojo dadi kobokan (Jadilah seperti lautan, jangan jadi mangkok),” ujarnya.

Menurutnya, sifat air laut bisa jadi pelajaran. “Wong nek atine segoro, atine urip, enggak gampang kenek pengaruh. Segoro banyune asin, udano sak jagat, banyu segoro tetep asin (Orang kalau hatinya seperti lautan, hatinya hidup, tidak mudah kena pengaruh. Lautan airnya asin, meskipun hujan sedunia, air lautan tetap asin),” ujarnya.

Gus Eeng juga menasihatkan agar hati kita hidup seperti ikan yang hidup di lautan. “Senajan banyu segoro asin, iwake melok asin nopo mboten? Mboten. Sebab iwake urip (Meskipun air laut asin, ikannya ikut asin atau tidak? Tidak. Sebab ikannya hidup),” katanya.

Bagaimana cara menghidupkan hati? “Nek urip, uripno atimu, kerasano atimu, piye carane? Yo neng pengajian. Senengo nang majlis dzikir, senengo nang majlis taklim, ben urip atimu (Kalau dalam kehidupan, hidupkan hatimu, betahkan hatimu, bagaimana caranya? Datang ke pengajian. Senanglah ikut majlis dzikir, senanglah ke majlis taklim),” ucapnya.

Gus Eeng mengingatkan agar tidak mudah terpengaruh dengan kejelekan-kejelekan dalam kehidupan seperti diibaratkan air dalam mangkok (kobokan) yang mudah najis jika terkena kotoran.

“Nek wis kobokan gampang kenek najis. Nek atine kobokan enggak enak, ono tonggo oleh nikmat, atine loro, berarti atine kobokan (Kalau hati seperti air dalam mangkok maka mudah kena najis. Kalua hati seperti air mangkok tidak enak, ada tetangga mendapat nikmat, hati kita sakit, berarti hati kita seperti air dalam mangkok),” ucapnya.

Sementara itu, tokoh agama yang juga Penasihat Takmir Masjid Al Karomah Dusun Ngering, Ustadz Imron Rosyadi, mengingatkan agar masyarakat ikhlas dalam memberikan sumbangan untuk kegiatan pengajian.

“Ojo gremeng dijaluki sumbangan kanggo pengajian, sing ikhlas mumpung bulan Romadhon, pahalane bertikel-tikel (Jangan mengeluh diminta sumbangan untuk pengajian, yang ikhlas, apalagi di bulan Romadhon, pahalanya berlipat lipat),” katanya.

Imron juga mengingatkan pentingnya pendidikan agama Islam bagi anak-anak sejak dini melalui TPQ dan Madin. “Nek anake enggak ngaji, gak ngerti hukum, enggak ngerti batale sembahyang, gak ngerti batale wudlu, Bagaimana di Ngering niki? (Kalau anaknya enggak mengaji, enggak mengerti hukum, enggak mengerti batalnya sembahyang, enggak mengerti batalnya wudlu. Bagaimana nanti di Ngering ini?,” katanya.

Imron mengimbau agar para bapak dan ibu juga melanjutkan pendidikan anak-anaknya sampai ke pondok pesantren. “Mari madin ayo dipondokno, ben ngerti hukum (Setelah Madin, ayo dipondokkan, agar mengerti hukum syariat),” ujarnya.

Ketua Takmir Masjid Al Karomah Dusun Ngering, H. Ikhwan Hidayat, mengucapkan terima kasih pada para undangan yang hadir dan pada panitia serta masyarakat yang membantu pelaksanaan pengajian dan menyumbangkan dana untuk seluruh kegiatan peringatan Nuzulul Qur’an mulai dari Khotmil Qur’an hingga pengajian umum.

“Kami sampaikan terima kasih pada semua pihak yang sudah membantu baik tenaga, pikiran, dan juga dana,” katanya. Ikhwan berharap kegiatan ini terus berlangsung secara rutin setiap tahun.

Sejumlah undangan yang hadir dalam pengajian ini antara lain Sekretaris Kecamatan Gempol Hj. Majidah, S.E., perwakilan Koramil Gempol yang diwakili Babinsa Desa Legok, dan perwakilan Polsek Gempol yang diwakili Babinkamtibmas Desa Legok.

Pengajian ditutup dengan doa yang disampaikan Rois Syuriah MWC NU Gempol KH Djunaidi Soleh. “Sedoyo sing hadir diparingono panjang umur, sehat wal afiat, lan barokah sak anak turune. Kangge santri TPQ lan Madin diparingono dados soleh solehah, barokah manfaat. Lan sedoyo sing hadir diparingono husnul khotimah (Semua yang hadir semoga diberikan panjang umur, sehat, dan berkah sampai anak keturunannya. Untuk santri TPQ dan Madin semoga jadi anak soleh solehah, berkah manfaat. Dan semua yang hadir diberi kebaikan di ujung hidupnya),” ujar KH Djunaidi.

READ  MWC NU Guluk-guluk Fasilitasi Pertemuan Ulama dan Umaro

Leave A Reply

Your email address will not be published.