Ciri Khas Filsafat Jawa

 

Penakhatulistiwa.com – Berbeda dengan filsafat “barat”, yang berakar dari filsafat Yunani, filsafat Jawa tidak mau bersusah payah untuk berusaha menemukan apa kiranya “unsur zat terkecil yang tak bisa dibagi-bagi lagi yang membentuk suatu benda”. Bagi orang Jawa itu adalah urusan “Sing Ngecet Lombok”. Bukan bagian manusia memikirkannya

Filsafat Barat dan Jawa pun memiliki perspektif yang berbeda dalam memandang suatu hal. semisal, Plato yang punya keyakinan : ada kuda sempurna di alam kekal yang menjadi blue print kuda-kuda yang kita lihat sekarang. Maka bagi orang Jawa yang penting adalah bagaimana merawat kuda dengan baik. Dan untuk menjadi seorang kusir yang terampil kita memang tidak perlu tahu “apakah memang ada kuda sempurna di alam kekal”.

Filsafat Jawa bicara tentang hal-hal yang sederhana, tapi sangat mendasar dan mendalam. Orang Jawa merasa tak perlu pusing memikirkan apakah bumi itu bulat atau kotak, tapi yang penting bagi mereka adalah bagaimana manusia menjaga keselarasan dengan alam semesta, dan terlebih lagi dengan sesamanya : “uripku aja nganti duwe mungsuh”.

Filsafat Jawa menekankan kehidupan yang sederhana, dan menginsyafi bahwa harta benda tidaklah memberikan kebahagiaan yang hakiki : “sugih durung karuan seneng, ora duwe durung karuan susah”. Meski demikian manusia tetaplah harus bekerja : “urip kudu nyambut gawe”, dan mengetahui kedudukannya dalam tatanan masyarakat.

Manusia Jawa percaya bahwa setiap orang memiliki tempatnya sendiri-sendiri : “pipi padha pipi, bokong padha bokong”. Kebijaksanaan kuno ini bahkan terbukti selaras dengan ilmu manajemen modern yang mengajarkan bahwa setiap individu harus memilih profesi yang cocok untuk dirinya.

Setelah menemukan bidang profesi yang cocok, hendaknya kita fokus pada bidang itu. Sebab jika kita tidak fokus akhirnya tak satu pun pekerjaan yang terselesaikan : “urip iku padha wong njajan, kabeh ora bisa dipangan, miliha sing bisa kepangan”.

adalahakhirnyaalamataubagibaratbendabisabukanbumiciriCiri Khas Filsafat JawadalamdandaridengandifilsafatfokusharusilmuInijawakhaspenakhatulistiwa
Comments (0)
Add Comment