Kota Cirebon : Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cirebon menegaskan kembali komitmennya untuk membongkar kasus HIV-AIDS. Hal Itu diungkapkan Sekertaris KPA Kota Cirebon, Sri Maryati, saat ditemui di sela-sela acara peringatan Hari AIDS sedunia di halaman belakang Kantor DKIS Kota Cirebon pada rabu (1/12/2021). “Kalau kita bahas kasus HIV-AIDS ini seperti gunung es, terlihat kecil […]]]>Kota Cirebon : Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cirebon menegaskan kembali komitmennya untuk membongkar kasus HIV-AIDS. Hal Itu diungkapkan Sekertaris KPA Kota Cirebon, Sri Maryati, saat ditemui di sela-sela acara peringatan Hari AIDS sedunia di halaman belakang Kantor DKIS Kota Cirebon pada rabu (1/12/2021). “Kalau kita bahas kasus HIV-AIDS ini seperti gunung es, terlihat kecil di atas tapi jauh lebih besar lagi yang tersembunyi, dan tentunya ada komitmen lintas sektor untuk membongkar kasus HIV-AIDS di Kota Cirebon.” ujar Sri Maryati.
Hal itu juga dilakukan demi mencapai target akhir epidemi di tahun 2030. “Bagaimana kita membongkar semua bongkahan es yang ada di bawah agar semua kasus ini kita temukan,” tambahnya. Dalam 2 tahun terakhir, KPA Kota Cirebon terus berupaya melakukan tes HIV kepada populasi kunci maupun populasi yang rentan penularan. Hasilnya, pada tahun 2020 ditemukan sebanyak 324 kasus dan pada 2021 hingga Oktober ditemukan 214 kasus.
“Latar belakangnya ini didominasi oleh penularan melalui hubungan seksual. Kalau usianya variatif, mulai dari 19 tahun sampai 45 tahun,” ucap Sri.
Lebih lanjut Sri mengungkapkan, Pemkot Cirebon terus berupaya menekan laju penularan HIV-AID. “Kita berupaya keras menghentikan penularan, bagi yang sudah positif kita pertahankan untuk mengonsumsi obat secara rutin dan patuh yang belum positif kita cegah dengan penyuluhan, pembentukan kader, workshop dan berbagai upaya yang kita lakukan di semua elemen masyarakat,” tukasnya.
Di sisi lain, KPA Kota Cirebon juga terus berupaya meningkatkan support system terhadap pengidap HIV. Salah satu tujuannya untuk menghindari stigma dan diskriminasi. “Pengidap HIV tetap berhak untuk hidup sehat, berkembang, dan menjalin relasi. Kita harus hargai keberadaannya, kemudian kita dukung untuk menjalani kehidupan yang lebih baik,” kata Sri Maryati.
]]>