Penakhatulistiwa.com, Cirebon – Filariasis atau kaki gajah, merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing gelang. Cacing yang seperti benang hidup pada sistem limfatik (kelenjar getah bening) manusia, mempengaruhi sistem imun tubuh dan menyebabkan infeksi.
Kendati begitu, penyakit kaki gajah dapat memberikan akibat jangka panjang. Membuat penderita dapat mengalami nyeri atau pembengkakan bagian tubuh pada waktu yang lama, serta kehilangan kemampuan seksual.
Kendati demikian, penyakit kaki gajah banyak dijumpai pada negara-negara tropis dan subtropis, seperti Afrika, Pasifik Barat, dan Asia. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun dan dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor resiko.
Oleh karena itu, gejala-gejala kaki gajah hampir tidak menyebabkan gejala pada tahap awal. Infeksi biasanya menyerang kaki, namun juga dapat menyerang bagian lainnya seperti lengan, dada, dan alat kelamin. Gejala dapat muncul dalam beberapa tahun hingga akhirnya disadari.
Tak heran jika bagian tubuh yang terinfeksi akan membengkak dan kehilangan fungsi secara bertahap akibat infeksi pada sistem limfati (lymphedema).
Kendati demikian, penularan yang terjadi karena nyamuk yang menghisab darah seseorang yang terkena penyakit dan menyebar ke orang yang sehat. Darah yang dihisab nyamuk mengandung larva cacing dan akan berkembang.
Stelah itu, nyamuk akan menggigit hingga larva tertinggal pada orang sehat. Adapun nyamuk yang menularkan larva filariasis seperti Anopheles, Mansonia, Culex, Aedes Amigeres.
Berikut gejala-gejala yang ditimbulkannya penderita mengalami demam yang berulang selama 3-5 hari, pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian kaki, paha, hingga ketiak (seluruh tubuh), pembengkakan yang terjadi akan berwarna merah, terasa panas dan teraasa sakit, jika kelenjar getah bening pecah akan mengeluarkan nanah dan darah, namun jika penyakit ini mencapai titik keronos, pembesaran-pembesaran pada bagian tertentu susah sembuh.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nanang Ruhyana menjelaskan, penyakit tersebut sebabkan kaki membesar yang ditularkan oleh nyamuk culex melalui gigitannya. “Yang menggigit memasukan telur-telur cacing kedalam tubuh kita,” kata dia disela-sela kesibukannya, Senin pagi (4/2/2019).
Menurutnya, gejala awal dari penyakit kaki gajah yakni penderita mengalami demam yang tinggi dalam waktu 2 Minggu hingga 3 Minggu. Masa inkubasi perubahan bentuk tubuh biasanya yang diserang adalah kaki.
“Lama-lama kaki akan membesar dan terasa sakit,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, penyakit kaki gajah disebabkan oleh gigitan nyamuk culex. Ia pun menambahkan, di wilayah Kabupaten Cirebon tidak termasuk kedalam dari endemik dari penyakit tersebut.
“Jadi jangan kawatir, tetap kita waspada, selalu membersihkan lingkungannya,” tegas Nanang.
Baginya, nyamuk culex berbeda dengan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti). “Nyamuk ini biasa yang menggigit kita pada malam hari,” pungkas Nanang.
Dijelaskannya, walaupun penderita sembuh dari penyakit tersebut akan tetapi bekas bengkak pada kaki tak akan menghilang. “Karena cacing ini sudah banyak, bisa mencapai ribuan dan bahkan jutaan cacing didalam tubuh kita,” terangnya.
Kemudian menurutnya, cacing tersebut akan mati dan terjadi pembusukan. Biasanya terjadi infeksi pada kaki.
Masih dikatakannya, ada obat untuk menyembuhkan dari penyakit tersebut. “Cuma dari segi estetika kaki, tersisten atau bengkaknya jadi tidak bisa menghilang,” ujar Nanang.
Dia pun menjelaskan, dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon pada 2017 lalu, terdapat 10 kasus penyakit kaki gajah. Ditahun 2018 lalu, kita tidak menemukan kasus tersebut.
“Ada di empat Kecamatan yaitu: Astanajapura, Jamblang, Waled, dan Losari. Didaerah lain tidak ada, karena kita tidak termasuk daerah endemis,” imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya selalu menghimbau kepada masyarakat agar selalu membersihkan lingkungannya. Untuk mencegah terjadinya penyakit kaki gajah. (Mu)