Penakhatulistiwa – Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespon soal dugaan eksploitasi pramugari yang terjadi di maskapai pelat merah Garuda Indonesia. Jokowi mengatakan skandal tersebut bukan lagi urusan badan usaha milik negara (BUMN), melainkan sudah menjadi wewenang kepolisian.
“Itu bukan urusan BUMN lagi. Itu urusan polisi,” tutur Jokowi di Pabrik Isuzu Karawang, Kamis (12/12/2019).
Sebelumnya, mantan pramugari maskapai Garuda Indonesia membenarkan sejumlah unggahan akun Twitter @digeeembok soal prostitusi di maskapai pelat merah tersebut.
Mantan pramugari itu mengakui kesaksiannya sendiri mengenai petinggi Garuda Indonesia yang disebut dalam akun tersebut.
Pramugari teraebut, bekerja di Garuda sejak 2010. Ia mengaku sudah biasa dan tidak kaget dengan cuitan akun Twitter @digeeembok ketika membuka aib para direksi di era kepemimpinan I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra alias Ari Ashkara yang akhirnya dipecat. “Itu, cerita soal prostitusi di Garuda benar. Benar, benar, benar sekali.”
“Germo Jahat yang memperlakukan pramugari sebagai ‘pelacur’ adalah seorang VP Awak Kabin Garuda. Teman-teman dekatnya atau pilot-pilot senior memanggil dia dengan panggilan ‘Provider’. Mau tahu siapa dia? Pak @erickthohir nih kualitas pegawai BUMN dah kaya germo.” Salah satu cuitan @digeembok.
Pramugari tersebut mengaku tahu bahkan mengenal orang yang dimaksud. Saat dia bekerja, salah seorang pejabat yang dimaksud merupakan VP Cabin Crew, dan kejahatan yang disebut sudah berlangsung sejak sangat lama.
Bahkan, sebelum Ari Ashkara menjadi bos Garuda. “Dari dulu dia sudah begini, tapi beda kasusnya bukan ngejual pramugari ke petinggi, tapi lebih ke thread nomor 82 yang dicuit @digeeembok,” ujar Pramugari tersebut.
Masih menurut pengakuannya, dulu salah seorang pejabat tersebut ‘bergerilya’ secara tertutup atau diam-diam karena petinggi Garuda di masa lalu berbeda karakter dengan Ari Ashkara dan kawan-kawan. Namun, sekarang ini dia lebih ‘terbuka’ karena didukung oleh bos-bos tadi, yang juga satu pikiran dengannya.
“Dari dulu kan dia main ‘halus’ sendirian karena atasan-atasan enggak ada yang kayak dia. Beda sama sekarang. Dia berani karena petingginya pun sekelas sama dia. Makanya baru ketahuan sekarang,” katanya.
Secara pribadi, pramugari tersebut mengaku tidak pernah ‘ditawari’ aneh-aneh oleh salah seorang pejabat tersebut semasa bekerja dulu. Namun, banyak teman-temannya yang punya pengalaman langsung dengan orang ini. Entah di-PHK karena tidak mau ‘ditiduri’, maupun ‘syarat khusus’ untuk kembali bekerja di Garuda Indonesia. “Aku berharap kasus ini jadi titik awal kebangkitan Garuda, dan pemerintah atau pihak berwenang bisa mengusut kasusnya secara tuntas,” ujarnya. Vice Presiden Corporate Communications Garuda Indonesia Ikhsan Rosan memilih tak berkomentar mengenai dugaan prostitusi itu.