Penakhatulistiwa.com, BOGOR – Sejumlah kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor. Pertemuan ini rangkaian acara Sekolah Pimpinan (Sepim) HMI Tahun 2018 yang diadakan PB HMI.
Dalam kesempatan itu, Ketum PB HMI Saddam Al Jihad menyampaikan sembilan gagasan HMI yang dinamakan Senturi di hadapan Jokowi yang didampingi Mensesneg Pratikno.
“Kami menyebutnya ini Senturi, sembilan tuntutan rakyat Indonesia. Sebuah gagasan besar ini yang kemudian kita kaji bersama-sama di Himpunan Mahasiswa Islam, kalau misalkan kenapa? Senturi itu jawabannya lain, nanti jangan kemudian tendensi dengan makna dan bahasa,” ujar Saddam, Sabtu (06/10).
Saddam memamparkan, gagasan pertama yakni terkait stabilitas nilai tukar rupiah dengan membuka ruang publik seluas-luasnya. HMI meminta agar pemerintah tak berutang kembali kepada IMF dan World Bank agar tercipta perekonomian yang berdaulat.
Kemudian gagasan yang kedua, membangun kembali penguatan reformasi dan sistem keamanan untuk menangkal radikalisme dan terorisme. Menurut Saddam, menangkal radikalisme dan terorisme dapat dilakukan dengan melibatkan seluruh pihak.
“Yang ketiga menelaaah kembali kebijakan terkait berkembangnya Tenaga Kerja Asing agar ada penyeimbangan cara tenaga kerja asing dan peran tenaga kerja lokal di Indonesia. Keseimbangan ini tentunya menjadi harga diri tenaga kerja lokal di Indonesia,” lanjut Saddam.
Gagasan keempat yaitu mendorong pemerintah untuk penguatan kedaulatan sektor energi. HMI menyoroti masih banyak pengusaha asing yang menguasai sektor energi di Indonesia. Lalu gagasan kelima, HMI menekankan agar pemerintah memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Yang keenam menekankan transparansi penegakan supremasi hukum dan HAM, baik itu di KPK, Kejaksaan, kepolisian, dan lainnya, demi menjaga marwah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.
Sementara yang ketujuh adalah pemerataan pendidikan agar tercipta sumber daya manusia yang lebih baik. Gagasan kedelapan yaitu transparansi pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan di Indonesia. Sebab, kata Saddam, infrastruktur menjadi penting untuk menuju Indonesia emas di 2045.
Selanjutnya, yang kesembilan, HMI mendorong terciptanya open government di setiap instansi publik dan politik.
“Dan yang terakhir, ada tambahan dari saya Pak Presiden, gagasan besar yang ingin diciptakan Himpunan Mahasiswa Islam adalah youth government, pemerintahan muda,” ujar Saddam.
“Supaya anak-anak muda dapat berkontribusi aktif dan positif demi keberlanjutan bangsa dan negaranya di pemerintahan republik Indonesia ke depan,” lanjutnya.
Pertemuan HMI dan Jokowi ini juga dihadiri oleh Wali Kota Bogor Bima Arya dan Bupati Bogor Nurhayanti. Usai Saddam menyampaikan sambutannya, awak media diminta untuk meninggalkan lokasi acara. Pertemuan berlangsung secara tertutup. (hel/ari)