Penakhatulistiwa.com – Terkait banyaknya sampah yang berserakan di ruas Jalan Syekh Datuk Kahfi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Sugeng Rahardjo menilai hal itu lantaran minimnya tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) di wilayah tersebut.
“Karena memang kita masih punya keterbatasan, bahwa kita belum punya TPAS,” terang Sugeng saat ditemui di Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Senin (25/3).
Menurut Sugeng, hal yang sama juga terjadi di Desa Sigebang Wangi Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon. Terkendala tempat, kata Dia, akhirnya pihak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Tata Ruang mengundang Dinas Lingkungan hidup untuk membahas terkait pengadaan tanah yang akan dijadikan tempat pembuangan di ruang rapat Bupati Cirebon.
Karena, tambah Sugeng, ketika pihak DLH melakukan inspeksi ke Balai Desa Sigebang Wangi masih ada kendala terkait biaya pembangunan. Lantaran anggarannya ada di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Tata Ruang Kabupaten Cirebon.
“Nanti di sana (rapat-red) kita akan bahas. Karena Saya (DLH) diundang oleh Dinas Perumahan yang berkaitan dengan pengadaan tanah untuk TPA di Sigebang Wangi,” jelasnya.
Selain tempat sampah, Sugeng juga mengungkapkan bahwa di Kabupaten Cirebon sangat kurang peralatan operasional untuk membersihkan dan mengangkut sampah yang berserakan. “Seperti Excavator, Dozer dan lain sebagainya kita (DLH) belum punya. Dan kita sudah mengusulkan baik di Provinsi maupun itu,” ungkapnya.
Untuk itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon hanya bisa memberikan himbauan kesadaran bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan sekitar agar tidak membuang sampah sembarangan yang berdampak negatif bagi kesehatan.
“Pertama kita sosialisasi tentang kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan terhadap pembuangan sampah. Bahwa buanglah sampah kan ada tempatnya, Jangan sampai kita membuang sampah di trotoar!” tegasnya.
Baca juga : Sampah Berserakan di Jalan Syekh Datuk Kahfi Disoal Warga
Sekadar diketahui, pada berita sebelumnya bahwa sampah yang berserakan di trotoar ruas jalan Syekh Datuk Kahfi semakin tak terkendali. Karena hampir setiap hari sampah selalu menumpuk dan sangat meresahkan pengguna jalan dan warga sekitar seperti pemandangan, bau menyengat dan kebersihannya.
Bahkan salah seorang pengguna jalan, Hanito (58) mengatakan, bahwa membuang sampah di bahu jalan tersebut seharusnya tidak diperbolehkan. Lantaran bau menyengat sampah dapat mengganggu aktifitas pengguna jalan.
“Sampah ini dari berbagai tempat mas, sehingga bau tidak sedap mengganggu aktifitas pengguna jalan,” kata dia kepada Penakhatulistiwa.com saat itu, Kamis lalu (14/3/2019).
Dijelaskannya, hampir setiap harinya sampah selalu menumpuk di ruas jalan tersebut. “Rutin mas, sampah ini ada di jalan ini dan kalau siang ada yang ngakunya, sore juga sampah numpuk lagi,” ungkapnya.
Adapun pegawai klinik kesehatan, Ani (26) juga merasa terganggu akibat banyaknya sampah yang berceceran. Dirinya merasa terganggu akan keberadaan sampah, lantaran bau tidak sedap mengelilingi indera penciumannya.
“Apalagi disini tempat berobat, jadi kalau banyak sampah di depan tidak enak baunya,” pungkasnya. Mu