Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Seruan Mentri Baru, Tri Rismaharini Di Kementrian Sosial Pada Hari Pertama

Jakarta,- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Bu Risma mengajak jajaran Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menyatukan semangat dan langkah bersama.

Risma mengingatkan bahwa peran Kemensos itu sangat penting dan ditunggu masyarakat.

Related Posts
1 of 490

“Mungkin yang kita (Kemensos) kerjakan sepertinya ringan. Kita tidak menyadari punya peran sangat penting seperti tanda tangan surat atau apa,” kata Risma dalam sambutannya usai serah terima jabatan (sertijiab) dengan Mensos Ad Interim Muhadjir Effendy di kantor Kemensos, Jakarta, Rabu (23/12).

Menurut Risma, bantuan yang diberikan kepada masyarakat sangat berharga. Dia menegaskan bagi masyarakat bantuan itu sangat besar.

“Memberikan bantuan itu jangan salah ya, Mereka yang dibantu ini sangat senang, biarpun Rp 100 ribu itu sangat berarti. Bagi kita (Kemensos) mungkin kecil, tetapi bagi masyarakat itu besar sekali,” ungkap Risma.

Mantan Wali Kota Surabaya yang menjabat dua periode itu mengingatkan bahwa penanganan terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) bukan pekerjaan mudah.

Seperti yang pernah dilakukannya selama menjadi wali kota Surabaya dalam menangani berbagai jenis PPKS seperti gelandang, pengemis, pengamen, ataupun prostitusi.

Ia mencontohkan, bagaimana menangani gelandangan dan pengemis yang ternyata 98 persen bukan warga Surabaya.

“Mereka ini 98 persen bukan orang Surabaya,” katanya. Namun, Risma menegaskan bahwa sekarang ini Surabaya ini bersih dari pengemis, pengamen atau gelandangan.

“Saya memang ngga boleh. Kalau bisa dibantu, mereka tidak perlu jambret, nodong. Karena sudah bisa dapat uang,” katanya.

Bagaimana hal ini bisa terjadi, kata Mensos Risma, sepenuhnya tergantung pada diri sendiri.

“Tergantung kita. Bagaimana kita bekerja, kalau kita bekerja sesuai dengan hati kita. Saya merawat sendiri anak-anak berkebutuhan khusus dari kecil. Dengan mata kita, dengan tangan kita, dengan hati kita, kita bisa menolong orang lain,” katanya.

Sertijab dilakukan setelah pelantikan Risma sebagai mensos oleh Presiden Jokowi di Istana Negara pagi tadi.

Dalam kesempatan sertijab, Mensos Ad Interim Muhadjir Effendy berpesan bahwa fokus pemerintah ke depan masih dalam penanganan dampak pandemi Covid-19. Selain itu, Muhadjir juga menekankan fokus pemerintah untuk menekan angka kemiskinan sampai level “zero poverty”.

Data Kemiskinan dan Realisasi Anggaran Risma kepada jajaran Kemensos juga mengingatkan agar bekerja efisien, terutama dalam pengelolaan anggaran.

Ia mengetahui, anggaran untuk pembaruan DTKS mencapai Rp 1,2 triliun.

“Ini anggaran bukan besar sekali, tetapi buuesaaar sekali,” tegasnya. Jadi, Risma menegaskan, anggaran itu harus bisa dikelola dengan baik dan efisien.

“Bila bisa dikelola dengan baik, dan efisien, sisanya bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain,” katanya.

Mensos Risma meminta jajarannya tidak ragu bekerja dengan sepenuh hati, tulus, dan ikhlas, meskipun berat.

“Seperti saya menutup (kompleks prostitusi) Dolly. Berat sekali itu, saya diancam, diberi ular, rumah saya dibakar, dan saya diperkarakan di pengadilan tetapi di pengadilan orang Dolly yang bantu saya. Maka kalau kita berbuat baik, Allah akan memberikan balasannya,” katanya.

Lebih lanjut Risma dalam kesempatan itu juga menyampaikan pesan Presiden Jokowi agar menuntaskan penyaluran bansos di akhir 2020 maupun awal 2021, serta pemutakhiran data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

“Realisasi anggaran awal tahun itu penting untuk mengerakkan roda perekonomian,” katanya.

Risma menambahkan untuk memperkuat perekonomian masyarakat, ia akan memberikan perhatian kepada penguatan ekonomi.

Ke depan, Mensos akan menanamkan kepada PMKS bahwa bila mau mendapat penghasilan harus bekerja, bukan meminta-minta.

Dengan tantangan yang berat, Risma mengajak jajarannya untuk bergandeng tangan. Ia ingin membangun kebersamaan dan tidak ada sekat.

READ  Lagi Asyik Pesta Sabu, 4 Pemuda Diringkus Polsek Semampir

Leave A Reply

Your email address will not be published.