Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Sempat Dikira Dibawa Makhluk Halus, Ini Kronologis Hilangnya Bunga

Cirebon, Penakhatulistiwa.com– Sejak menghilang pada Jumat siang lalu (15/2), upaya pencarian hilangnya Bunga Zahro Tunni’mah (3) warga Blok Wadas Pos RT 11/RW 05 Desa Tegalsari, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, terus dilakukan oleh TNI, Polri, BPBD, dan warga sekitar.

Kendati demikian, pada Selasa malam (19/2) Bunga di temukan oleh seorang warga yang sedang mencari katak di sungai Kaliwadas tepat di belakang gedung salah satu Sekolah Menengah Atas di wilayah Kecamatan Plered, namun korban ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.

Related Posts
1 of 478

Sementara itu, ayah korban, Wawan (38) menceritakan, sebelum menghilang, korban makan siang bersama orang tuanya beserta kakaknya

“Pada hari Jumat (15/2), Bunga masih makan bareng, makan mie. Dan setelah itu pada masuk, saya didalam berdua sama istri dan dia berdua dengan kakanya,” katanya saat ditemui Penakhatulistiwa.com dikediamannya, Rabu pagi (20/2/2019).

Menurutnya, pada saat itu pintu rumahnya tertutup lalu korban keluar dari pintu. “Kan kedengaran suara pintu tuh, mungkin keluar atau kakanya atau adiknya,” terangnya.

Tak begitu lama dirinya langsung mengejar korban, namun upaya pengejaranya belum membuahkan hasil. “Pas dikejar itu tuh tidak ada, langsung saya cariin kesini (sungai),” ujar Wawan.

“Selama saya tinggal disini, tidak pernah main ke sungai,” imbuhnya.

Oleh karena itu, dirinya melaporkan kejadian tersebut RT setempat dan setelah itu, dia melapor kejadian tersebut ke Polsek Plered.

“Penyisiran dulu setelah Jam tiga sore, pihak keluarga dihubungi semua, setelah itu saya langsung melapor ke RT,” tuturnya.

“Terus masih melakukan pencarian, firasat saya tidak sama sekali ke sungai, karena habis itukan habis banjir dan pada hari Jumat (15/2) posisinya hujan otomatis kalau ada anak kecil itukan sandalnya ada atau jejaknya dan itu tidak ada saya cari-cari,” sambungnya.

Dikatakanya, selang beberapa hari (19/2) Bunga ditemukan oleh seorang warga, namun dalam kondisi sudah tak bernyawa di aliran sungai tersebut. “Tadi malam ditemukan, sekitar pukul 21.00 WIB,” katanya dengan nada sedih.

Ia menambahkan, setelah ditemukan jenazah korban lalu dibawah ke Rumah Sakit Gunung Jati. “Pas semalam ditemukan sama penyuluh katak, saya juga kurang tahu. Habis mengaji, RT itu dibawa sama seorang warga tidak mengasih tahu saya dulu, setelah dibawah kesana mungkin mengambil jenazah bersama Polsek Plered terus langsung ke Rumah Sakit Gunung Jati,” terangnya.

“Baru itu menelepon ke Pak Lebeh dulu dan Lebeh ngasih tau ke saya,” imbuhnya.

Hal senada dikatakan salah seorang keluarga korban, Ahmad Fatoni (53) menjelaskan, korban menghilang usai makan bersama dengan keluarganya.

“Anak-anak itu lagi makan mie, bersama dengan kakanya, Bapak dan Ibunya habis itu sudah selesai kakanya itu mau sekolah Madrasah dan ganti baju didalam terus orang tuanya menaruh piring,” terangnya.

“Sekitar 10 menit orang tuanya keluar, anaknya tidak ada langsung nyari kesana kemari, bertanya sama saudara, tetangga ternyata dia tidak ditemukan,” sambungnya.

Menurutnya, sekian lama korban belum juga ditemukan membuat orang tuanya panik. “Kemana anak ini, mencari kemana-mana terus sampai malam pun tambah banyak orang yang kumpul disini mencari korban dan hari berikutnya ada sandal menyangkut di pohon bambu,” terangnya.

Dikatakanya, dengan ditemukanya sebuah sandal, korban diduga hanyut kedalam sungai tersebut. “Baru disitu ada indikasi, mungkin korban masuk atau hanyut ke sungai,” ujar Ahmad.

Dia menjelaskan, awalnya keluarga mengira apakah korban menghilang dibawah oleh penculik, atau dibawah makluk halus. “Tapi ternyata setelah ditemukana sebuah sandak milik korban baru ada indikasi hanyut ke sungai dan akhirnya melakukan pencarian,” pungkasnya.

“Pencarianya sampai tiga kali dibantu TNI, Polisi, Tim Sar dan warga sekitar dan ternyata sampai tiga kali pencarian hasilnya nihil,” imbuhnya.

Menurutnya, banyak para normal yang simpati membantu proses pencarian korban. “Banyak orang-orang pinter ikut mencari dan pada datang sendiri, dan orang-orang pun pada datang semua tanpa diundang,” kata dia.

Ia menambahkan, paranormal pun iku dalam pencarian korban hingga hampir 5 hari. “Nyarinya sampai pagi sampai jam dua dinihari itu rutin, kawatir barangkali dibawah oleh makhluk halus,” katanya.

Ahmad pun menjelaskan, dari berbagai paranormal bahwa korban hilang dibawa makhluk halus. “Banyak yang melekan disini, sampai pas malam Selasa pun masih pencarian dan bahkan ada yang mengindikasi korban berada di wadas tengah, banyak peramal datang kesitu,” ujar Ahmad.

“Terus akhirnya malam Rabu, Doa bersama, membaca surat Yasin dan berszikir baru ada kabar dari pencari katak bahwa ada orang disungai itu dan akhirnya dia melapor kepada saudara-saudara korban,” sambungnya.

“Dan orang itu melapor kepada salah seorang warga, lalu warga tersebut menghubungi Mandor Desa dan Mandor pun menghubungi keluarga koban, dan setelah ditengok benar ditemukan sekitar jam 9 malam di belakang SMK Abu Mansyur,” imbuhnya.

Baginya, semasa hidupnya Bunga dikenal sebagai anak yang aktif dan komunikatif. “Almarhum semasa hidupnya sungguh anak yang lucu, juga aktif walapun umurnya tiga tahun tapi Almarhum diajak ngobrol nyambung,” tandasnya.

Ditempat terpisah, Kapolsek Plered AKP Budi Hartono menjelaskan, berdasarkan hasil keterangan orang tua korban bahwa anak tersebut keluar rumah pada siang hari usai makan. “Dia keluar rumah sendiri, keluar pintu pada saat itu Ibunya lagi di dapur dan Bapaknya lagi di belakang televisi,” katanya di sela-sela kegiatanya.

“Menurut keterangan orang tuanya, 5 menit setelah itu dia tahu ada yang membuka pintu, lari kesana dan ternyata tidak ada,” imbuhnya.

Setelah ada kejadian tersebut, pihakya langsung melakukan upaya pencarian korban dibibir sungai tersebut. “Anggota saya langsung dikerahkan dan warga pun ikut mencari sampai jam 5 subuh ternyata tidak ketemu,” terangnya.

“Paginya diadakan lagi upaya pencarian bersama TNI, Polri dan warga Tegalsari dikumpulkan untuk mencari, Bapaknya pun turun juga ke sungai ikut nyari terus ketemu satu buah sandal diduga sandal milik anaknya,” sambungnya.

Dikatakanya, dalam upaya pencarian korban pihaknya dibantu juga dari BPBD dan Polairut. “Akhir-akhir ketemu kemarin malam (19/2), selama proses pencarian kita kerahkan hampir 20 personil anggota,” tandasnya.

Ia menghimbau kepada masyarakat agar orang tua benar-benar selalu mengawasi buah hatinya.

“Himbauan dari kami, yang rumahnya disekitar sungai jadi benar-benar mengawasi anaknya bila perlu Blok itu memagar karena sungai itu memang sungai jika hujan besar kebawahnya aliranya besar,” pesan AKP Budi Hartono. (Mu)

READ  Pekerjaan Atap Proyek Puskesmas Torjun Sampang Ambruk

Leave A Reply

Your email address will not be published.