Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Kukri Gurkha yang Dilawan Pejuang Indonesia

Penakhatulistiwa – Negara mana yang tidak mengenal pasukan Gurkha pada Perang Dunia II (PD II). Waktu itu, kelompok tentara ini termasuk pasukan paling mematikan yang dimiliki oleh Inggris.

Mereka dilibatkan dalam banyak font perang, termasuk dalam perang yang berkecamuk di Indonesia.
Tentara Gurkha ini sebetulnya berasal dari Nepal, namun mereka kemudian direkrut oleh Inggris sebagai pasukan perang mereka dengan imbalan tertentu.

Related Posts
1 of 47

Di tengah keadaan yang serba terjepit, permintaan itu adalah tawaran menggiurkan yang sulit dihindarkan.
Pasukan Gurkha Inggris pun terbentuk dengan nama RGR. Mottonya sangat menakutkan, “khathar hunnu bhanda marhu ramho” yang artinya adalah “Lebih baik mati daripada hidup dengan menjadi pengecut”.

Kukri yang jadi senjata mereka memiliki legenda karena konon, “never draws his blade without drawing blood.”
Pada saat dikirim ke Indonesia dan diturunkan di Surabaya, pasukan Gurkha banyak yang menyakiti para pemuda.
Ruslan Abdul Ghani bercerita dalam memoarnya bahwa, “pada 28 Oktober 1945 pukul 14.15, 35 orang pasukan Gurkha menguasai RRI Simpang. Darisana, mereka menembaki masyarakat Surabaya.”

Meski demikian, tidak semua pejuang Indonesia takut akan tentara Gurkha. Tidak sedikit orang kita yang berani menghadapi mereka.

Dalam beberapa font perang di Bandung, banyak pasukan Gurkha yang meninggal dunia, bahkan oleh para pejuang wanita yang tergabung dalam LASWI (Lasjkar Wanita Indonesia).

Dalam kesaksiannya di buku Saya Pilih Mengungsi: Perjuangan Rakyat Bandung untuk Kedaulatan, Citraresmi, Abdurachman, Kinartojo, dan Widodo, mengungkapkan bahwa ada salah seorang anggota LASWI Bandung yang acapkali memenangi pertarungan dengan pasukan Gurkha ketika kedua belah pihak bersua.

Namanya Willy Soekirman. “Pedang kecil Willy yang jadi senjatanya, mampu membuat nyali tentara Gurkha yang bersenjata kukri seolah tak bermakna.

Ia mampu mengalahkan mereka dan bahkan mengeksekusinya sehingga banyak kepala orang Gurkha jadi korban perjuangannya,” kenang keempatnya.

Kisah pejuang melawan pasukan asing itu memperlihatkan bahwa kehormatan bangsa di atas segalanya.
Semenakutkan apapun citra pasukan Gurkha dengan kukrinya, ternyata tidak berhasil memadamkan semangat juang para kaum Republiken yang ingin mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negaranya. (Prof. Tendy)

READ  Mengenal Bangsa Lewat Konservasi Cagar Budaya

Leave A Reply

Your email address will not be published.