Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Gereja di Malang Dihibur Hadrah dan Tari Sufi saat Natalan

Malang, penakhatulistiwa – Tahun ini, Perayaan Natal di sebuah Gereja di Kota Malang berlangsung unik. Tak seperti biasanya, Gereja Katolik Paroki Santo Vincentius A Paulo dimeriahkan seni hadrah dan tari sufi oleh Gusdurian Malang.

Tim penari sufi dan personel hadrah hadir sebelum prosesi ibadah Misa dimulai. Usai ibadah, para jemaat dihibur dan dimeriahkan dengan aransemen musik timur tengah pada Rabu (25/12/2019) di Gereja yang terletak di Jalan Ananas, No 41, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.

Related Posts
1 of 161

Ketua panita Natal Gereja Katolik Paroki Santo Vincentius A Paulo, Kristien Yuliarti mengatakan, pihaknya sengaja mengundang dan berkolaborasi dengan Gusdurian Malang untuk memeriahkan prosesi Natal.

“Teman-teman Gusdurian punya kegiatan safari ke beberapa gereja ketika Natal. Mereka ingin berkunjung menyumbang salawatan dan tari sufi. Gusdurian juga mengundang beberapa agama lain,” tutur Kristien.

Hal tersebut dilakukan karena kedua belah pihak ingin menyampaikan pesan toleransi dan pesan perdamaian selagi itu tidak bertentengan dengan kepercayaan agama masing-masing.

“Ada ramah tamah juga. Kesannya kayak kolaborasi, tidak mengubah pakem ibadah Katolik. Justeru mereka ingin menampilkan tarian sufi supaya umat tahu tarian sufi itu apa dan pesan yang disampaikan bagaimana,” ujarnya.

Selain menampilkan tari sufi persembahan juga datang dari Gusdurian Kota Malang. Yaitu dengan melagukan Syi’ir Tanpo Waton saat awal perayaan Misa Natal akan dilakukan.

Anggota Gusdurian, Kota Malang, Kurniawan Eko Supeno, mengatakan ini merupakan sebuah bentuk silaturahmi persaudaraan.

“Syi’ir Tanpo Waton itu merupakan kalimat puji-pujian, kepada Tuhan. Karena rebana, kidung itu kan merupakan produk kebudayaan,”

Dalam delapan ajaran Gus Dur, itu salah satunya ada kearifan lokal selama ini tidak mengganggu ibadah maka budaya lokal itu dapat dimasukkan.

“Ketika prosesi-prosesi agama itu selesai bisa dimasukkan. Misal selesai Maulid Nabi bisa dilakukan dengan rebanaan,” terangnya.

Ketua Dewan Paroki Gereja Katolik Paroki Santo Vincentius A Paulo menegaskan, kehadiran rombongan Gusdurian Malang tidak mengganggu prosesi ibadah.

“Kami memang sengaja pisahkan kegiatan ini dengan bagian komuni Misa yang memang sakral karena ibadah,” tuturnya saat ditemui.

Langkah yang ia ambil menurutnya sesuai dengan tema Natal tahun ini yakni hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang. Pihaknya mengapresiasi dan mengaku senang dengan kedatangan dari rombongan pencinta Gus Dur tersebut.

“Sebuah kebanggan dan kebahagiaan dari kami kedatangan teman-teman dari Gusdurian Malang,” akunya.

Koordinator Gerakan Gusdurian Muda (GARUDA) Kota Malang Ahmad Qomaruddin membeberkan, safari damai natal ini untuk menebar cinta kasih antar sesama anak bangsa dalam bingkai perdamaian dan persaudaraan.

“Visi besar kami adalah memperjuangkan ide dan gagasan Gus Dur yaitu pluralisme. Bangsa kita sangat heterogen, perlu kiranya menjaga dan memeliharanya karena pluralisme berkaitan dengan sosiologis bukan teologis,” tandasnya.

Perayaan natal berlangsung lancar dan khidmat. Gereja di Malang ini memiliki jemaat sekitar 2.500 orang. Jemaat pada sore itu tampak antusias menikmati persembahan para rombongan personel hadrah dan tari sufi Gusdurian Malang.

READ  Kepedulian Anggota Polsek Sindangwangi Terhadap Masyarakat

Leave A Reply

Your email address will not be published.