Penakhatulistiwa.com, Surabaya – Maju sebagai Calon DPD RI, ternyata La Nyalla pantas untuk menjadi Senator mewakili masyarakat Jawa Timur. Pasalnya, La Nyalla mempunyai terobosan untuk mengembangkan UKM Jawa Timur agar semakin sejahtera dan berupaya menembuskan hingga ke luar negeri untuk semakin berkembang.
Dalam terobosan tersebut, La Nyalla menilai dalam trend fashion wanita muslimah dalam mengenakan busana muslim saat ini semakin mengenal, terlebih dengan makin banyaknya mode dalam berbusana muslim dan jilbab.
Disamping itu juga dengan semakin seringnya diadakan event pagelaran busana muslim, baik dalam skala regional, nasional maupun manca negara, menjadi indikator adanya peluang market dalam bisnis di sektor ini.
Melihat peluang bisnis ini, La Nyalla Mahmud Mattalitti angkat bicara terkait bisnis busana wanita muslimah. Calon anggota DPD RI dari Jawa Timur ini mencoba memberikan beberapa trik bisnis bagi wanita di Jawa Timur
Sebagai tokoh masyarakat Jawa Timur dan mempunyai latar belakang Ketua KADIN Jawa Timur, La Nyalla yang akan maju sebagai calon DPD dari Jawa Timur mempunyai prinsip agar masyarakat Jawa Timur lebih maju.
“Saya mencoba untuk membawa aspirasi masyarakat Jawa Timur dan berusaha membawa warga Jatim untuk bisa lebih makmur lagi. Itu prinsip dasarnya,” ucapnya pada awak media, Rabu (19/9).
Selain itu, Calon DPD RI nomor 22 dari Jawa Timur ini juga menjelaskan, akan memperjuangkan peningkatan untuk ekonomi masyarakat Jatim.
“Kita ketahui bahwa di Jawa Timur ini 95 persen adalah umat muslim, dan ada kurang lebih 40 persen wanita muslimah. Dan, ini sebenarnya adalah peluang bisnis yang nantinya bisa dijadikan pendobrak peningkatan ekonomi di Jatim. Muslimah itu kan wajib menggunakan jilbab. Dan, jilbab ini bisa dijadikan landasan untuk bisnis yang pada akhirnya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jatim,” jelasnya.
Mempunyai gebrakan bisnis di Jatim melalui jilbab, menurut La Nyalla, karena bagi muslimah wajib hukumnya dalam mengenakan. Artinya dengan 40 persen wanita muslim di Jatim pastinya membutuhkan jilbab. Dengan kebutuhan jilbab inilah bila permintaan banyak maka akan bisa mengangkat industri UKM dan home industri di Jatim.
Melihat potensi besar ini, La Nyalla akan berusaha untuk menjembatani akses permodalan bagi UKM dan mendesak pemerintah untuk mendukung regulasi dan kebijakan di sektor ini. “Selain akses modal, juga akses bahan baku, dalam hal ini tekstil,” ujarnya.
Melalui Teknis yang sederhana dalam penjualan jilbab, La Nyalla memaparkan, mengenai tekhnologi yang sudah semakin canggih. Penjualan jilbab bisa dilaksanakan dengan membuat atau memanfaatkan marketplace online yang ada. Lebih kreatif di corak dan model jilbab, yang pada akhirnya bisa lebih spesifik Jawa Timuran. Juga dipikirkan bahannya, yang cocok untuk iklim tropis seperti Indonesia dan negara-negara Timur Tengah misalnya.
“Saya yakin akan diterima pasar. Apalagi, dari luar negeri. Saya yakin bahwa produk Jawa Timur akan menjadi icon bagi penjualan busana muslim. Bahkan, bisa jadi Jawa Timur akan jadi ujung tombak untuk Islamic fashion modern,” terang La Nyalla.
Adapun harapan apabila produk busana muslim bisa menembus pasar luar negeri, La Nyalla menegaskan, Kalau neraca ekspor kita meningkat pasti berbanding lurus dengan income dan devisa yang masuk. Hasil akhirnya pertumbuhan ekonomi meningkat. Dan dampaknya tingkat kemakmuran masyarakat, khususnya pelaku industri di sektor ini juga meningkat. “Apabila ekonomi sudah makmur, maka saya yakin niatan untuk bekerja di luar negeri sebagai TKI, khususnya TKW, akan bisa ditekan. Coba bayangkan, para TKW yang berniatan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya justru menjadi korban penganiayaan. Dan, ini tidak sebanding dengan pendapatan yang mereka terima,” tegasnya. (LN/tim)