Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Strategi Israel Bagaikan Senjata Makan Tuan, Hamas Malah Semakin Kuat

Dilansir dari Serambinews, Hamas makin kuat di Gaza. Strategi israel untuk meratakan Gaza jadi senjata makan tuan.

Hal tersebut bisa terlihat sejak awal invasi Israel ke Gaza.

Related Posts
1 of 5

Setelah tentara Israel mulai melakukan invasi darat pada tanggal 27 Oktober, mereka menghadapi perlawanan keras dari pasukan milisi perlawanan Gaza (Hamas).

Namun resistensi dan perlawanan milisi Hamas dan gerakan lain tampaknya semakin kuat seiring berjalannya waktu.

Sejumlah statistik, plus output kebijakan militer Israel dalam melakukan invasi ke Gaza, belakangan menunjukkan kalau perlawanan milisi memang lebih cenderung menguat.

Mengapa hal ini terjadi ?

Selama berhari-hari sebelum invasi darat di mulai pada tanggal 7 Oktober, Israel memulai proses penghancuran sistematis di Gaza, menggunakan strategi menghancurkan segala sesuai yang berada di Gaza.

Srategi lainya adalah carpet booming, meratakan sejumlah lingkungan dan kawasan pemukiman yang dilakukan dengan cara memborbardir untuk menciptakan jalan bagi serangan darat pada invasi berikutnya.

Hasilnya adalah terbunuhnya warga Palestina dan pembantaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perjuangan Palestina melawan kependudukan Israel.

Namun memasuki Gaza bukanlah tugas yang mudah.

Puluhan tank dan kendaraan militer lainnya yang dimiliki oleh Israel dihancurkan pada hari-hari awal invasi darat ke Gaza.

“Israel pasti sudah mengantisipasi hal ini, karena mereka memang telah mempersiapkan masyarakatnya untuk menghadapi hari-hari sulit di masa depan, sesuai kata-kata dan pernyataan dari berbagai anggota Kabinet Dewan Perang Israel,” tulis ulasan TC mengenai ringkasan Perang Gaza

Pada 8 November, ‘hari-hari sulit’ ini tampaknya telah berakhir, ketika juru bicara militer Israel Daniel Hagari menyatakan “Hamas telah kehilangan kendali dan terus kehilangan kendali di wilayah utara.”

Namun kenyataan di lapangan berbanding terbalik dengan pernyataan yang di lontarkan oleh juru bicara Israel.

Segera setelah Israel memulai operasi daratnya di Gaza selatan pada 4 Desember, perlawanan Palestina di utara muncul bahkan lebih kuat dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Mengapa ini bisa terjadi?

“Pertama, milisi perlawanan Palestina di Gaza, termasuk Hamas, pasti sudah belajar dari pengalaman perang selama dua bulan melawan Israel, termasuk lebih dari 40 hari pertempuran jalanan,” tulis ulasan TC terkait situasi perang saat ini di Gaza.

Kedua, waktu yang lama juga telah menyadarkan Hamas akan cara-cara yang paling efektif dan paling tidak efektif dalam menghalau kemajuan Israel – tidak hanya dalam hal senjata, namun juga strategi militer dan bahkan temperamen para prajurit.

Ketiga, pengenalan senjata jenis baru, termasuk senapan sniper Al-Ghoul, yang dikembangkan oleh milisi Perlawanan Gaza sendiri dan digunakan dengan efisiensi tinggi setiap kali pasukan Israel berani meninggalkan kendaraan militer mereka yang sudah dibentengi.

Keempat, dampak psikologis perang.

Jika pada awal perang Israel berasumsi, kalau pembersihan etnis dan genosida pada akhirnya akan mematahkan semangat mereka yang bertempur di lapangan, maka Israel salah perhitungan.

Tingginya korban jiwa di kalangan warga Palestina – hampir 100.000 orang terbunuh, terluka dan masih hilang sejak awal perang – justru memberikan alasan yang lebih besar bagi Hamas untuk terus berperang; demi membalaskan dendam keluarga mereka dan untuk melindungi mereka yang masih hidup.

Faktor terakhir, dengan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza – hampir separuh Gaza telah dilenyapkan – strategi militer Israel justru menjadi bumerang.

Pejuang Palestina kini merasa lebih mudah untuk meledakkan bangunan tempat tentara Israel berlindung karena kini tak banyak bangunan yang tersisa.

Strategi bombardemen yang meratatanahkan Gaza juga membuat Hamas mudah menemukan tempat persembunyian di reruntuhan, sambil tetap memanfaatkan terowongan lokal yang tak terhitung jumlahnya untuk menyerang dan kembali ke posisi mereka dengan aman.

READ  Arab Akhirnya Kecam Israel Karena Bombardir Gaza Tanpa Henti

Leave A Reply

Your email address will not be published.