Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Pentingnya Bahasa Jurnalistik di Era Milenial

Penakhatulistiwa.com, Surabaya – Bertema “Membangkitkan Rasa Nasionalisme pada Generasi Milenial”, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dr. Soetomo (FKIP Unitomo) Surabaya menggelar Seminar Bahasa Jurnalistik, selasa (27/11).

Sebagai Dekan FKIP Unitomo, Hetty Purnamasari mengatakan, betapa pentingnya dalam penggunaan bahasa pada suatu karya jurnalistik. “Di era milenial ini, Peserta harus bijak dalam berbahasa. Terutama nanti yang menyukai pada dunia jurnalistik,” ujarnya, saat membuka acara seminar.

Related Posts
1 of 471

Menurut Hetty, di jaman tekhnologi yang semakin canggih, masyarakat harus disajikan dengan hasil karya bahasa jurnalistik yang benar-benar menjadi informasi pada suatu berita.

“Bahasa dalam jurnalistik kini menjadi sorotan. Di tengah era milenial yang serba cepat dan instan, banyak ditemui kurang tepatnya dalam penggunaan bahasa,” katanya.

Sementara, sebagai narasumber yang juga Peneliti Surabaya Survey Center (SSC), Elis Yusniyawati menerangkan, untuk menerapkan bahasa dalam karya jurnalistik sangat penting. “Jurnalistik menjadi penting di tengah masyarakat yang selalu membutuhkan informasi,” terang Elis.

Dijelaskannya, dalam karya jurnalistik harus menyediakan informasi yang dibutuhkan dan bisa diterima oleh kalangan masyarakat luas. Untuk menjaga independensi terhadap suatu berita, jurnalis harus berupaya membuat hal yang penting menjadi menarik dan tetap relevan pada suatu berita yang disajikan terhadap masyarakat.

“Jurnalis harus menyiapkan berita yang komperhensif dan proporsional berdasarkan kebenaran. Dan karya jurnalis harus disiplin verifikasi,” jelas Elisyus, sapaan akrab Elis Yusniyawati.

Bahkan, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Untag Surabaya ini menegaskan, bahwa dalam suatu karya jurnalistik dibutuhkan pengetahuan dan keberanian untuk mengungkapkan kebenaran yang menjadikan catatan sejarah dalam hidup.

“Orang boleh pandai setinggi langit. Tetapi selama dia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. Karena menulis adalah bekerja untuk keabadian,” tegas Elis mengutip slogan tentang penulisan, di depan 80 mahasiswa FKIP Unitomo. (21k)

READ  Tjandra Duga Ada Aktor Yang Bermain Di Balik Maraknya Prosesi Djumemenengan

Leave A Reply

Your email address will not be published.